Belanda – Para mata-mata media ISIS sudah lebih dari seminggu berusaha memulihkan operasi di dunia maya setelah puluhan ribu pengiriman pesan mereka menjadi sasaran pihak berwenang Eropa.
Tidak seperti beberapa upaya pada masa lalu untuk menghambat upaya propaganda kelompok teror itu, yang hanya melemahkan untuk sementara waktu, para pejabat dan analis antiterorisme mengatakan, upaya pemberantasan terbaru khalifah ISIS di dunia maya tampaknya akan berdampak lama.
“Untuk sekarang ini, sejauh yang kami tahu, pesan-pesan ISIS sama sekali tidak ada di Internet,” kata Eric Van Der Sypt, juru bicara kantor kejaksaan Belgia, ketika konferensi pers di Den Haag, dikutip Voa indonesia, Kamis (5/12).
Sejauh ini, hasil operasi oleh Europol dan Unit Rujukan Internet Uni Eropa bekerja dengan penyedia layanan online seperti Telegram, Twitter, Google dan Instagram, tampaknya didasarkan pada penilaian optimis.
Para pejabat AS mengatakan, hanya operasi pemberantasan di Telegram, yang menjadi aplikasi favorit bagi para operator dan pendukung ISIS, yang sangat efektif.
“Telegram menghapus lebih dari 43 ribu unggahan dan saluran terkait teroris, jumlah tertinggi bulanan sejak Telegram mulai menyediakan data tersebut pada September 2016,” kata pejabat senior antiterorisme AS tentang upaya tersebut pada November.