Malang – Ketua Badan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Ahmad Basarah mengajak masyarakat seni budaya harus berada di garda terdepan mengawal, mengamankan dan menyebarluaskan ideologi Pancasila ke seluruh rakyat Indonesia. Seni dan budaya asli Indonesia, sudah seharusnya menjadi solusi dalam menjawab tantangan zaman.
Hal itu dikatakannya ketika Sekretariat Jenderal MPR RI menyelenggarakan pagelaran seni budaya wayang kulit di Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (25/11/2017) malam. Pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Ardhi Purboantono menampilkan lakon ‘Wahyu Mangkuthoromo’ juga disaksikan ribuan masyarakat.
“Masyarakat seni budaya, harus berada di depan guna mencegah paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila agar tidak masuk ke lingkungan masyarakat. Sehingga, generasi muda bangsa menjadi generasi-generasi yang nasionalis, patriotik, dan berjiwa Pancasila,” katanya.
Dikatakan, untuk itulah, MPR menyosialisasikan nilai-nilai Empat Pilar MPR RI ke seluruh penjuru Indonesia melalui seni dan budaya. Tujuanya adalah agar bangsa Indonesia memiliki daya tahan ideologis menghadapi masuknya ideologi-ideologi asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Politikus asal PDIP itu juga mengatakan, bangsa Indonesia, pasca reformasi mulai meminggirkan Pancasila dengan menghilangkan P4, BP7 hingga mata pelajaran PMP disekolah-sekolah dihapus karena dituding sebagai alat kekuasaan Orde Baru. Proses tersebut kini turut diperparah oleh masuknya ideologi fundamentalisme pasar dan agama yang beroperasi secara agresif di tengah masyarakat kita saat ini.
Masuknya ideologi asing tersebut, kata Ahmad Basarah, membuat bangsa Indonesia mengalami serangan politik adu domba sebagai satu strategi memuluskan ideologi asing untuk masuk. Tujuannya, agar bangsa Indonesia meminggirkan dan mengganti Ideologi Pancasila dengan ideologi lain.
“Kampanye propaganda liberalisme dan radikalisme kini memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dengan sasaran para generasi muda. Bahkan, lingkungan masyarakat luas kini menjadi target bagi bersemainya bibit-bibit paham radikalisme, komunisme, lndividualisme dan liberalisme seperti fenomena deklarasi khilafah, LGBT, gaya hidup bebas, penyebaran kebencian, narkoba dan lain-lain,” tegasnya.
Pagelaran wayang kulit semalam suntuk itu juga dihadiri Kepala Biro Humas Setjen MPR RI; Siti Fauziah, Kepala Bagian Pemberitaan Setjen MPR; Muhamad Jaya, Ketua DPRD Kabupaten Malang; Haris Sasongko, Ketua DPRD Kota Malang; Abdul Hakim. Juga hadir para Kepala Desa Kecamatan Tumpang, Kapolsek, dan Muspika Kecamatan Tumpang.