Buntok – Asisten III Sekretariat Daerah (Setda) Barito Selatan,
Kalimantan Tengah, Mirwansyah mengatakan sikap waspada harus dimiliki
setiap individu di masyarakat dalam menghadapi ancaman radikalisme.
“Sikap waspada ini melibatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran
akan potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh gerakan radikal,” kata
Mirwansyah dalam kegiatan Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri
(Kenduri) yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) Republik Indonesia bersama Forum Koordinasi Pencegahan
Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah di Buntok, Rabu (4/9/2024).
Dikatakannya, masyarakat perlu memahami ancaman radikalisme, sebab
ancaman radikalisme itu tidak hanya datang dari luar negeri, tetapi
juga dapat berasal dari dalam negeri.
“Kewaspadaan terhadap penyebaran paham radikalisme itu sangat perlu
untuk dibangun dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara,” ucapnya
Ia mengatakan, ancaman radikalisme yang semakin kompleks dan
berkembang pesat ini memerlukan peran aktif dari semua pihak, termasuk
pemerintah dan BNPT guna membangun kesadaran serta kewaspadaan
masyarakat.
Radikalisme merupakan aliran atau paham yang menginginkan perubahan
dan pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.
Akibatnya, lanjut dia, menimbulkan suasana teror atau rasa takut
secara meluas yang menimbulkan korban yang bersifat massal atau
menimbulkan kerusakan dan kehancuran terhadap objek vital yang
strategis.
“Hal tersebut dilakukan dengan motif ideologi, politik atau gangguan
keamanan,” kata Mirwansyah.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah
memiliki peran yang sangat penting dalam membangun kewaspadaan
masyarakat terhadap ancaman radikalisme.
“Pemerintah daerah terus berupaya menyediakan informasi yang akurat
dan terpercaya mengenai ancaman radikalisme serta memberikan edukasi
dan pelatihan kepada masyarakat cara mengenali dan melaporkan
aktivitas yang mencurigakan kepada yang berwenang,” kata dia.
Menurutnya, radikalisme dapat mengancam keberagaman dan persatuan.
Untuk itu, pemerintah daerah secara konsisten berupaya mengambil
langkah-langkah yang konkret dalam membangun kewaspadaan masyarakat.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Barito Selatan, kami mengucapkan
terima kasih kepada Bnpt dan FKPT Provinsi Kalimantan Tengah yang
telah menggelar kegiatan Kenduri Desa Damai di Buntok. Ini menjadi
bagian dari upaya pencegahan dini terhadap gerakan radikalisme,” kata
Deddy.
Ketua FKPT Kalteng, Prof Khairil Anwar dalam sambutan yang dibacakan
Sekretaris FKPT Fajar Sriningsih mengatakan, kegiatan Kenduri untuk
wujudkan desa siaga dengan resiliensi dalam pencegahan paham radikal
terorisme.
Tujuannya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya
media sosial dalam upaya pencegahan terorisme.
Kegiatan ini juga untuk membekali pemahaman anti paham radikal
terorisme, agar mampu mencegah penyebaran paham radikal terorisme di
lingkungannya, memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai
terorisme di Indonesia, meliputi ancaman, kerawanan, hingga
perkembangannya, sebagai bagian dari kewaspadaan bersama dalam
pencegahan.
“Meningkatkan kemampuan seluruh peserta dalam mengenali, mengatasi dan
beradaptasi dengan paham radikal terorisme,” tegasnya.
Selanjutnya, kata Fajar, memberikan wawasan dan pemahaman kepada
masyarakat mengenai pentingnya kearifan lokal dalam menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa dan memberikan dasar pokok pikiran bagi
pengembangan karakter untuk mencintai tanah air dan bangsanya.
Dikatakan, hasil yang ingin dicapai dalam Kenduri ini akan terhimpun
saran masukan dari aparatur desa dalam mereduksi paham radikal
terorisme. Tersosialisasikannya pencegahan paham radikal terorisme
oleh masyarakat melalui media sosial, terjalinnya komunikasi dan
tercipta sistem koordinatif antara pemerintah dan masyarakat dalam
menanggulangi ancaman kelompok radikal.
“Meningkatnya daya tangkal masyarakat terhadap pengaruh paham radikal,
meningkatnya peran serta masyarakat, khususnya aparatur desa dalam
rangka sinergi pencegahan paham tersebut dengan semangat perdamaian di
tengah masyarakat,” sambungnya.
Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel Sus DR Harianto
menjelaskan, pengaruh terorisme terus masuk ke dalam masyarakat, baik
secara lokal maupun internasional. Untuk itu dibutuhkan sinergi yang
kuat antara pemerintah dengan masyarakat. Hal itu untuk melakukan
deteksi dini terhadap masuknya paham radikalisme di masyarakat.
“Kami di BNPT tidak bisa bekerja sendiri dalam mengantisipasi aksi
terorisme. Dibutuhkan keterlibatan masyarakat dalam melakukan
pencegahan,” tuturnya.
Ia yakin, dengan keterlibatan seluruh elemen masyarakat melalui
komunikasi dan koordinasi akan bisa wujudkan harmoni kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
“Dari situ akan muncul kecintaan terhadap budaya dalam mempertahankan
NKRI. Nuansa merah putih harus terus berkibar dalam jiwa seluruh
masyarakat,” kata dia.
Acara Kenduri yang dilaksanakan BNPT Republik Indonesia bersama Forum
Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah diikuti
peserta dari sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama, serta sejumlah
aparatur desa di wilayah setempat.