Masyarakat Harus Bisa Deteksi Dini Ancaman Radikalisme dan Terorisme

Masyarakat Harus Bisa Deteksi Dini Ancaman Radikalisme dan Terorisme

Purwokerto – Masyarakat diminta untuk ikut mendeteksi secara dini terait ancaman radikalisme di lingkungan sekitar. Pasalnya, deteksi dini menjadi kunci dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.

Hal itu disampaikan ketua DPRD Banyumas Ketua DPRD Banyumas dr Budhi Setiawan saat menjadi nara sumber dalam sosialisasi pencegahan bahaya radikalisme, di Aula Kecamatan Purwokerto Timur, Selasa (13/6/2023). Kegiatan tersebut difasilitasi Bakesbangpol dan mengundang peserta anggota FKDM se-Kecamatan Purwokerto Timur dan tokoh masyarakat lainnya.

Nara sumber lain adalah Camat Purwokerto Timur Kristanto dan hadir pula anggota DPRD Banyumas dari Fraksi PDI-P, drg Andreas Kartikowati. Diskusi dipandu kepala Bakesbangpol Eko Heru Surono.

“Daftar mereka-mereka yang terpapar radikalisme datanya ada, baik di kepolisian, TNI maupun di pemerintah (Bakesbangpol). Orang-orang yang perlu dipantau ini datanya sudah ada. Sehingga FKDM juga perlu ikut memantau pergerakan mereka,” kata dr Budhi.

Mereka yang terpapar bahaya radikal, katanya, yang patut diwaspadai di lingkungan masing-masing. Misalnya, ada pendatang baru, sifatnya tertutup dengan lingkungan atau sering kedatangan tamu asing. Bahkan yang sebelumnya familier dengan lingkungan, namuna belakangan berubah tertutup.

“Perubahan perilaku, atau kelakuan orang yang datang bertamu yang berbeda pada umumnya dengan yang lain, ini yang patut diwaspadai,” pesannya.

Ia menyarankan, jika informsi pemantauan dianggap membahayakan, segera berkoordinasi dengan apaat dan instansi pemerintah setingkat. Mulai tingkat desa/kelurahan, kecamatan hingga kabupaten.

“Tujuan deteksi dini adalah, barangkali ada hal-hal yang mengkhawatirkan dan membahayakan, ini bisa diantisipasi sebelumnya,” tuturnya.

Menurut dr Budhi, semua agama pasti tidak ada yang mengajarkan kekerasan (radikal). Sehingga jika ada isu-isu dan informasi-informasi yang tidak bertanggungjawab atau hoaks, ang bisa menimbulkan keresahan dan ancaman, harus bisa difilter dengan baik.

“Kadang memang ada orang-orang tertentu yang mudah kemakan isu-isu atau informasi hoaks, yang menjadikan orang jadi radikal atau terseret aliran yang sesat,” ujarnya.