Jakarta – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengimbau
masyarakat tidak asal dalam menyumbangkan dana di tengah konflik
global yang terjadi. Sumbangan itu bisa mengalir ke kelompok
terorisme.
“Dengan terjadinya beberapa konflik global di dunia, jangan sampai
masyarakat terbawa-bawa untuk dukung mendukung ataupun ikut memberikan
donasi yang tidak terarah,” kata juru bicara Densus 88 Kombes Aswin
Siregar kepada wartawan dikutip Rabu, 1 November 2023.
Masyarakat juga diminta tidak melakukan demonstrasi yang berpotensi
ditunggangi oleh beberapa kelompok teror. Seperti demo mengangkat
isu-isu solidaritas, ketertindasan dan isu humaterian lainnya.
Kegiatan itu dinilai bisa meningkatkan giroh atau semangat bagi
kelompok teror untuk melakukan aksi.
“Kita semua mengharapkan kondisi kemanan dalam negeri yang kondusif
ini tetap dapat terjaga dan Densus 88 sekali lagi tidak pernah
berhenti untuk terus melakukan pengawasan atau monitoring terhadap
aktivitas kelompok-kelompok teror ini, baik skala jaringan maupun
individu-individunya,” ujar Aswin.
Densus 88 menangkap 59 tersangka teroris sepanjang Oktober 2023.
Sebanyak 19 tersangka teroris ditangkap pada 2-23 Oktober 2023.
Kemudian, 40 sisanya ditangkap pada 27-28 Oktober 2023.
Sebanyak 19 tersangka yang ditangkap pada 2-23 Oktober 2023 merupakan
jaringan struktural dari Jamaah Islamiyah (JI). Identitas ke-19
tersangka ini tidak dirinci, namun mereka bukan sekadar simpatisan,
melainkan orang-orang atau personel yang menduduki jabatan struktural
di organisasi Jamaah Islamiyah.
“Ini mengingatkan lagi kepada kita bahwa jaringan struktural dari
Jemaah Islamiyah masih ada dan terus eksis,” tutur Aswin.
Ke-19 tersangka ini ditangkap di sejumlah wilayah. Satu orang di
Sumatra Barat, satu orang di Jawa Barat, lima di Sumatra Selatan,
empat orang di Lampung, satu orang di Kalimantan Barat, dan tujuh
orang di NTB.
Sementara itu, 40 tersangka teroris lainnya merupakan kelompok Jamaah
Anshor Daulah (JAD) pimpinan AU yang menjadi pendukung Daulah
Islamiyah atau ISIS. Ke-40 orang tersebut terdiri dari 23 orang
ditangkap di Jawa Barat, 11 orang diringkus di DKI Jakarta, enam orang
ditangkap di Sulawesi Tengah. Mereka hendak melakukan penyerangan
terhadap aparat kepolisian untuk mengganggu atau menggagalkan Pemilu
2024.
Seluruh tersangka terorisme ini telah ditahan. Mereka dipastikan akan
diproses hukum. Detasemen berlambang burung hantu ini memastikan tidak
akan lengah dengan aksi teror di Tanah Air.