Jakarta – Seluruh masyarakat diajak untuk membangun narasi positif di media sosial (medsos). Hal itu dilakukan untuk melawan penyebaran radikalisme, terorisme, dan intoleransi.
“Dalam membangun ketahanan nasional, narasi menjadi senjata untuk mengubah mindset, membangun kesiapsiagaan nasional, dan menanamkan islam yang moderat,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak seluruh (BNPT), Komjen Pol. Dr. Boy Rafli, MH, usai memimpin rapat bersama jajaran, Selasa (6/12/2022).
Ia berharap, narasi yang dibangun masyarakat adalah menolak bentuk tindakan radikalisme dan terorisme. Dan mengajak masyarakat tidak anti-terhadap kemanusiaan, tidak menggunakan kekerasan ekstremisme, membajak agama, dan bersikap intoleran.
“Kita ajak masyarakat tidak boleh ada yang antikemanusiaan, jangan menggunakan kekerasan ekstremisme, membajak agama untuk kepentingan tertentu, dan bersikap intoleran,” ujarnya.
Hal itu bertujuan untuk memastikan demokrasi di Tanah Air bersih dari radikalisasi maupun intoleransi yang berlawanan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Mantan Kapolda Papua itu menyampaikan, apabila narasi positif disebarkan ke media sosial, diyakini dapat melemahkan propaganda yang dilakukan kelompok anti-Pancasila tanpa perlu menjatuhkan satu butir peluru.
Senada dengan itu, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI TNI Nisan Setiadi mengatakan bahwa untuk mendukung program penguatan narasi, BNPT melakukan sejumlah program.Beberapa program kontrapropaganda yang spesifik dalam hal penyebaran narasi-narasi positif berjalan dengan lancar.
Dalam rapat bulanan BNPT tersebut juga dibahas upaya mitigasi maraknya politik identitas menjelang Pemilu 2024. Rencananya pada Januari 2023, BNPT menggandeng KPU menyelenggarakan dialog agar pemilu tidak menjadi ajang permusuhan.
Selain itu, acara tersebut juga bertujuan mengajak seluruh elemen bangsa menghadapi tahun politik dengan tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan.