Ratusan tokoh masyarakat, akademisi dan mahasiswa Kalimantan Timur akan menegaskan komitmennya untuk menolak dan mencegah masuknya paham-paham radikalisme dan terorisme, dan ISIS. Dialog Pencegahan Pengaruh Paham Radikalisme dan ISIS ini akan dilaksanakan di pada hari Selasa, 22 September 2015, di Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur. Dialog ini terselenggara atas kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan beberapa institusi setempat.
Dialog rencananya akan menghadirkan beberapa narasumber dari berbagai kelompok, mulai dari akademisi, pihak Dirjen Perguruan Tinggi, mantan anggota terorisme serta perwakilan dari BNPT. Sementara H.M. Aziz Syamsudin dari Komisi III DPR-RI akan didapuk sebagai keynote speaker.
BNPT selama ini memang rajin menyambangi berbagai pihak dan kelompok masyarakat di berbagai daerah, untuk menyatukan visi terkait bahaya paham radikalisme dan terorisme. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut aktif membantu negara mencegah masuknya pengaruh faham radikalisme dan terorisme di kalangan masyarakat.
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. Hamidin sebelumnya menegaskan bahwa terorisme tidak bisa dikalahkan hanya dengan senjata. Sebab terorisme adalah sebuah paham, pelakunya bisa mati, tapi sebagai paham ia tetap punya potensi untuk hidup. Untuk itulah dibutuhkan pendekatan yang komprehensif dan strategis untuk mencegah terorisme dari akarnya.
“Yang bisa dilakukan di antaranya adalah program rehabilitasi dan membangun komunikasi untuk melibatkan seluruh elemen masyarakat,” ujar Brigjen Pol. Hamidin dalam kesempatan Sosialisasi Pencegahan Terorisme sebelumnya, di Aceh.
Sebagai lembaga negara yang bertugas menanggulangi terorisme, BNPT memang didirikan untuk bertindak dengan metode soft approach; memakai cara-cara strategis dan persuasif dalam kebijakannya.