Markas Besar G5 Sahel di Mali Diserang Kelompok Ekstrimis

Bamako – Sebuah mobil yang penuh dengan bahan peledak diledakkan di markas besar pasukan koalisi kontra-teror dari lima negara (G5 Sahel) di Bamako, Mali, Jumat (29/6). Ledakan tersebut menandai serangan sporadis sekelompok ekstrimis ke pasukan koalisi yang ada di markas. Dua tentara pasukan koalisi, seorang warga sipil, dan dua penyerang kelompok ekstrimis tewas dalam baku tembak ini.

Belum ada informasi detil tentang identitas kelompok yang melakukan penyerang ini. Namun kuat dugaan kelompok penyerang masih terkait dengan jaringan al-Qaeda dan kelompok Islamic State (ISIS) di Mali.

“Dalam pertempuran tersebut pasukan koalisi juga berhasil menangkap dua penyerang. Sementara korban luka akibat baku tembak adalah empat tentara pasukan koalisi, tiga penyerang dan seorang warga sipil,” kata juru bicara pasukan koalisi G5 Sahel, Abdoul Salam Diagana kepada The Associated Press, Minggu (1/7).

Ketua pasukan koalisi G5 Sahel yang juga Presiden Niger, Mahamadou Issoufou dalam pernyataannya mengutuk keras serangan tersebut. Dia menganggap serangan itu sebagai tindakan pengecut yang dilakukan salah satu organisasi kriminal.

“Aksi serangan bertujuan utuk mengacaukan stabilitas subregion, dalam hal ini angkatan bersenjata gabungan G5 Sahel,” kata Issoufou.

“Saya memuji respons cepat pasukan G5 Sahel menangkal serangan tersebut meski menewaskan dua tentara G5 Sahel,” imbuhnya lagi.

Dikatakan juga, respons cepat yang diberikan pasukan koalisi G5 Sahel terhadap serangan tersebut menunjukkan keteguhan G5 Sahel untuk memerangi teroris dan mengembalikan ketenangan masyarakat di Sahel.

Serangan ini merupakan kali pertama dilakukan dengan target sasaran markas G5 Sahel. Serangan terjadi tak lama sebelum Presiden Prancis Emmanuel Macron dan para pemimpin Afrika bertemu pada pertemuan puncak Uni Afrika di Mauritania, Minggu (1/7). Pertemuan ini mengagedakan pembahasan ancaman ekstremis regional dalam wilayah Sahel.

G5 Sahel adalah institusi kerjasama pembangunan dan keamanan di Afrika Barat. Institusi yang dibentuk pada 16 Februari 2014 di Nouakchott, Mauritania, ini beranggotakan lima negara yakni Niger, Mali, Mauritania, Burkina Faso, dan Chad.