Lamongan — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur mendorong Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk membentuk forum pencegahan ideologi terorisme di tingkat daerah. Dorongan ini muncul seiring maraknya propaganda radikal yang menyasar kalangan muda melalui berbagai saluran, terutama ruang digital.
Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Kolonel (Sus) Harianto, menyebut pihaknya terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah dalam rangka menutup ruang penyebaran paham radikal. Lamongan termasuk wilayah yang mendapat perhatian khusus karena pernah menjadi lokasi peristiwa terorisme di masa lalu.
“Kami terus memperkuat sinergi untuk melindungi generasi muda dari bahaya terorisme, termasuk melalui pembentukan forum pencegahan atau FKPT di Lamongan,” ujar Harianto.
Ketua FKPT Jawa Timur, Husniyatus Salamah Zainiyati, menjelaskan FKPT Jatim telah menjalankan berbagai program edukasi dan deradikalisasi sejak dibentuk pada 2023. Kolaborasi bersama BNPT dilakukan secara berkelanjutan untuk menekan penyebaran paham radikal dan intoleransi di tengah masyarakat.
“Sejak awal, FKPT Jatim turun langsung ke masyarakat untuk mencegah berkembangnya radikalisme dan intoleransi,” ujarnya.
Bupati Lamongan Yuhronur Effendi, atau Pak Yes, menyambut baik gagasan pembentukan FKPT di wilayahnya. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah mendukung penuh upaya pencegahan terorisme, apalagi Lamongan memiliki pengalaman kelam terkait aksi teror.
“Kami sangat mendukung pembentukan FKPT sebagai langkah preventif untuk menahan masuknya paham terorisme,” ucapnya.
Pak Yes menambahkan bahwa Pemkab Lamongan telah melakukan sejumlah langkah pencegahan untuk membentengi masyarakat, khususnya generasi muda, dari doktrin radikal yang kini marak menyebar melalui platform digital. Ia menekankan bahwa terorisme merupakan kejahatan luar biasa yang mengancam keselamatan banyak orang dan harus dicegah sedini mungkin.
Sebagai informasi, Densus 88 sebelumnya mengungkap sedikitnya 110 anak di 23 provinsi telah direkrut jaringan teroris melalui platform online dan propaganda media sosial. Kerentanan psikologis serta kondisi sosial membuat anak dan remaja menjadi kelompok yang paling mudah terpengaruh.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!