Mantan Teroris: Peristiwa Terorisme Bukan Rekayasa!

Serang – Mantan narapidana terorisme, Ali Fauzi, menegaskan setiap peristiwa terorisme yang terjadi bukan hasil rekayasa aparat keamanan atau intelijen.

Hal ini disampaikan Ali saat menjadi narasumber dalam Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme di Serang, Banten, Selasa (29/11/2016).

“Setiap kali ada bom meledak, pertanyaan wartawan ke saya nyaris seragam. Pak Ali, itu rekayasa apa bukan?” kata Ali disambut tawa peserta kegiatan.

Mendapatkan pertanyaan demikian, Ali menegaskan bahwa setiap peristiwa terorisme bukan rekayasa untuk pengalihan isu maupun kepentingan lainnya. “Wallahi, saya katakan itu bukan rekayasa. Tidak ada namanya rekayasa. Kalau ada peristiwa teror itu benar-benar dilakukan oleh pelaku yang memang belum sadar aksinya salah,” tegasnya.

Ali mencontohkan peristiwa pelemparan bom molotov di sebuah gereja di Samarinda, Kalimantan Timur. 3 hari sebelum kejadian dia mengaku sempat hadir di Samarinda untuk mengikuti seminar pemetaan kerawanan terorisme, dan mengatakan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan karena ada jaringan pelaku yang aktif.

“Tapi saat itu ada peserta yang bahkan marah, Pak Ali jangan menebar fitnah, Samarinda aman. Bapak Ibu bisa lihat Facebook saya, Direktur Intelkam Polda Kaltim bahkan memasang di ­Facebook-nya, menyesal baru sadar ketika apa yang saya katakan benar,” ungkap Ali.

Dengan situasi tersebut Ali meminta masyarakat untuk selalu mengedepankan kewaspadaan. “Kita tidak tahu tiga atau empat tahun ke depan akan seperti apa, bahkan BNPT juga tidak bisa mengira-ngira. Kita harus selalu waspada,” pungkasnya.

Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme adalah salah satu metode dalam kegiatan Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme yang dilaksanakan BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 32 provinsi se-Indonesia. Satu metode lainnya adalah Visit Media, kunjungan dan diskusi ke redaksi media massa pers.