Jakarta – Bagi terpidana kasus terorisme, maenjalani masa pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) atau penjara tak selalu menjamin seseorang itu untuk menjadi lebih baik, tetapi malah bisa membuat seseorang itu menjadi lebih radikal.
Hal itu diungkapkan mantan teroris Sofyan Tsauri dalam kegiatan Strategi Pendampingan Kemandirian kepada Sasaran Deradikalisasi dihadapan para Kepala Balai Pemasyarakatan (Kabapas) dan Pembimbing Pemasyarakatan (PK) yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Ditjen PAS Kemenkumham) di Hotel Aryaduta, Jakarta (18/04/17).
“Pencopet ketika masuk penjara, pas keluar malah bisa jadi perampok, begitupun dengan teroris, ketika tertangkap mungkin hanya simpatisan, ketika keluar? Malah jadi makin radikal, bahkan Pembina ISIS sekarang, Al- Baghdadi juga menjadi tambah radikal ketika keluar dari penjara, dari sini bisa disimpulkan bahwa masuk penjara tak menjamin membuat orang kapok” ungkapnya.
Menurutnya disinilah dibutuhkankanya sebuah alternatif dan solusi dari para Kabapas dan PK, dimana dibutuhkan kemampuan khusus yang nantinya bisa meredam orang-orang yang sudah berideologi radikal ini.
“Kita butuh pendekatan soft power, dulu Amrozi itu keras, nggak mau ngaku, ditekan dengan cara keras tidak mempan. Kemudian mulai didekati secara lunak, digunakan cara-cara yang tak terpikirkan olehnya, sehingga akhirnya luluh hatinya”.
Ia juga mengingatkan kekurangan sistem penempatan tahanan baru teroris. Menurutnya seorang tahanan teroris baru tidak seharusnya ditempatkan di tempat yang sama dengan teroris yang sudah lama berada di penjara, atau dengan teroris yang telah sadar. Karena nantinya malah bisa memperparah si tahanan baru yang mungkin saja belum terlalu radikal, atau si teroris yang sudah sadar, bisa kembali menjadi radikal.
“Harusnya ikhwan yang ditangkap tidak dicampur dengan ikhwan yang lain, karena ikhwan-ikwan yang telah lama ditangkap malah bisa membangkitkan semangat dari para ikhwan baru ini, padahal sebelumnya telah mulai dihancurkan oleh Densus atau penyidik” tutupnya.
Dalam kegiatan dialog ini hadir pula Direktur Pembinaan Narapidana dan latihan Kerja Produksi Kemenkum HAM Drs. Harun Sulianto, Bc.IP, SH, serta Mantan Aktivis Kelompok Radikal Kurnia Widodo dan Yudi Zulfahri.