Salah satu penyebab mudahnya ajaran agama diselewengkan untuk aksi terorisme adalah akibat kedangkalan pemahaman keagamaan. Para aktifis radikal terorisme cenderung menerima begitu saja doktrin yang disampaikan para mentor tanpa berani mengkritisinya. Ketiadaan nalar ilmiah para pelaku teror inilah yang membuat banyak anak muda tergelincir dalam jurang terorisme.
Demikian fakta yang diungkap oleh Ustadz Abdurrahman Ayyub. Dia merupakan Ketua Mantiqi IV yang memiliki daerah operasi di wilayah Australia, Selandia Baru, dan sekitarnya. Berdasarkan pengalamannya, kelompok teror dan radikal sangat tidak rasional dan masuk akal dalam mendefinisikan hujjah keagamaan.
“Kami ini cetek pemahaman keagamaannya, mudah sekali dibohongi dan diiming-imingi janji surga, kami orang yang punya semangat jihad tapi miskin ilmu,” ujar Ayyub mengingat masa lalunya dialog sessi dua yang masih dipandu oleh Fessy Alwi.
Ayyub mencontohkan banyak pikiran-pikiran organisasi yang kini justru ia ketahui menyimpang. Salah satunya adalah mengkafirkan saudara seagama (takfiri). Selain itu pula, persoalan hijrah dan jihad seringkali dijelaskan tanpa dasar dan alasan yang benar.
Karena itu Ayyub berharap generasi muda tidak hanya belajar Islam secara setengah-setengah. Belajar Islam harus secara kaffah agar tidak mudah terjerumus aksi anarkisme agama (terorisme).