Mantan Teroris Abu Ridho Tegaskan Terorisme Bukan Rekayasa

Batam – Mantan teroris yang juga salah satu anggota NII, Abu Ridho, menegaskan bahwa aksi-aksi teror di negeri ini, mulai dari bom bali tahun 2001 hingga saat ini, benar-benar terjadi tanpa ada rekayasa dari aparat atau pihak-pihak lain sebagaimana dituduhkan sebagian pihak belakangan ini.

“Jika ada yang mengatakan bahwa terorisme adalah isu yang digemborkan oleh aparat keamamanan dan TNI, maka saya siap membeberkan tentang jaringan terorisme di indonesia sejak dulu hingga saat ini,” ungkapnya. Saat didapuk menjadi pembicara di kegiatan sosialisasi pengamanan obyek vital nasional yang diselenggarakan oleh BNPT siang ini,  Kamis (01/12/16).

Ia menegaskan bahwa terorisme yang ada di tanah air murni lahir dari paham radikal-terorisme, dan bahwa itu adalah doktrin yang disebarkan oleh kelompok-kelompok anti NKRI. Pria yang juga dikenal dengan nama Marjoyo ini mengatakan bahwa doktri radikal dan teror masih masih terus ada hingga saat ini, bahkan menurutnya, paham kekerasan itu kini lebih disebar secara lebih masif.

Mantan anggota NII yang mengaku memiliki anggota kurang lebih dua ribu personil ini juga menyebut bahwa radikalisme yang ada saat ini lebih berbahaya sebab kelompok radikal menolak pancasila dan UUD 1945 yang mereka pandang sebagai sistim negara yang musyrik.

Abu Ridho menyatakan bahwa kelompok radikal memanfaatkan kemajuan era globalisasi untuk menyebarkan ajaran kekerasan yang mereka balut dengan isu agama (baca: radikalisme), karenanya ia menekankan perlunya mewaspadai peredaran informasi di dunia maya.

Ia juga menjelaskan bahwa radikalisme dan terorisme akan tetap ada selama situasi Negara masih dalam keadaan kurang kondusif, seperti yang terjadi di Iran dan Suriah, karenanya ia meminta agar pemerintah dan segenap unsur masyarakat bersama membangun kemajuan bangsa.