Mantan NII: Penting Bagi Masyarakat Dapatkan Pencerahan dari Ulama
yang Ajarkan Perdamaian

Padang – Mantan anggota NII, Dafrizal, mengungkapkan bahwa salah satu
pemicu radikalisme adalah kurangnya pemahaman tentang agama. Ia
menekankan pentingnya masyarakat mendapatkan pencerahan dari ulama
yang mengajarkan perdamaian.

“Islam mengajak kita pada Rahmatan Lil Alamin, di mana siapa pun, dari
agama apa pun, bisa hidup berdampingan dengan Islam. Orang-orang yang
terpengaruh oleh radikalisme ingin merubah sistem kenegaraan. Dengan
bimbingan dari ulama yang mendorong perdamaian, kita bisa mencegah
radikalisme,” kata Dafrizal saat dihadirkan pada kegiatan Sosialisasi
di Rumah Kebangsaan yang digelar Polda Sumatera Barat di Padang, Rabu
(11/10/2023).

Kegiatan itu digelar bertujuan untuk untuk melindungi masyarakat dari
ancaman terorisme, radikalisme, dan intoleransi.

Dafrizal juga menceritakan pengalaman pribadinya saat pertama kali
terpapar paham radikalisme pada tahun 2002. Ketika ia masih di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Selama menjadi anggota NII, ia menyaksikan
perbedaan keyakinan agama kelompok tersebut dengan ideologi Pancasila
dan Undang-Undang Dasar.

Mereka seringkali mengkafirkan orang lain yang berada di luar kelompok
mereka, termasuk aparat penegak hukum. Mereka juga melakukan ibadah
dengan cara yang berbeda, termasuk salat yang tidak sesuai dengan
jamaah umum, karena mereka mengikuti ajaran Madinah dan menganggap
Indonesia masih seperti Mekkah.

Dafrizal menegaskan pentingnya menghindari pemikiran bahwa orang di
luar kelompok mereka adalah kafir, yang dapat mengakibatkan kekerasan
terhadap mereka. Ia berharap pada pencerahan dan edukasi sebagai
langkah untuk mencegah radikalisme.

Dalam kesempatan yang sama, kata Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol
Dwi Sulistyawan menjelaskan bahwa munculnya paham radikalisme
seringkali disebabkan oleh sekelompok individu yang ingin merubah
negara. Oleh karena itu, pimpinan Polri telah memerintahkan seluruh
jajaran untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai ancaman
radikalisme.

“Kami terus melakukan sosialisasi seperti ini untuk menghadapi ancaman
radikalisme. Ancaman tersebut selalu ada, dan ini adalah perintah
pimpinan Mabes Polri,”

katanya. Selain itu, acara ini juga merupakan bagian dari perayaan
Hari Ulang Tahun (HUT) Humas Polri yang ke-72, yang akan jatuh pada
tanggal 30 Oktober mendatang.