Bogor – Sejumlah peserta Workshop Pelatihan Public Speaking bagi mantan napiter yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan pengalaman pahit mereka yang mengatasnamakan jihad yang dianggap sebagai doktrin jahat.
Dua peserta yaitu hasanuddin dari Sulawesi dan Iqbal Huseini dari Jakarta mengutarakan betapa mereka telah merasa berdosa besar karena ia telah mengkhianati kedua orang tuanya. Bahkan mereka tidak pernah bertemu dengan kedua orang tuanya sampai meninggal.
Menurutnya bahwa salah satu doktrin yang diajarkan adalah bagaimana tidak memberitahukan kedua orang tuanya tentang apa yang dilakukan dan dimana mereka berada.
Hasanuddin mengakui bahwa sampai ibunya meninggal kena stroke karena memikirkan anaknya tapi dia sendiri tidak pernah memikirkan ibunya. Ironisnya, ia sebenarnya paham bagaimana kewajiban terhadap kedua orang tuanya karena ia alumni pesantren.
“Setelah ibu meninggal, saya baru menyadari dan memulai membanding bandingkan atas apa yang saya pelajari di pesantren dengan apa yang didoktrinkan oleh pembimbing-pembimbingnya,” ujar Hasanudin di Sentul, Bogor, Selasa (31/10/2017).
Sementara Iqbal yang mengaku tidak pernah mengecam pendidikan agama kemudian bergabung dengan kelompok teroris di Filipina. Ia melakukan itu karena merasa telah membuat kesalahan besar dalam hidupnya karena menyiksa keponakan sendiri sehingga harus menebus kesalahan tersebut.
Namun dia mengakui salah pilih karena bergabung dengan kelompok jihadis. Menurut Iqbal bahwa dia juga menyadari sepenuhnya bahwa betapa ia telah berdosa kepada kedua orang tuanya karena sejak ia bergabung tidak pernah menemui orang tuanya. Bahkan suatu saat ia kebetulan ketemu akan tetapi justru ia mencaci maki karena dianggap tidak mau ikut berjihad. Iqbal mulai sadar setelah orang tuanya meninggal dan ia sangat menyesali atas apa yang telah dilakukan terhadap orang tuanya.
Seperti diketahui salah satu doktrin yang diberikan kelompok radikal terorisme adalah menghindari semua orang yang tidak sepaham termasuk menjauh dari kedua orang tuanya.