Mantan Napiter: Anggota ISIS Perempuan Lebih Radikal dan Militan

Jakarta – Mantan narapidana teroris (napiter), Haris Amir Falah menyebut anggota teroris Islamic State (ISIS) perempuan cenderung lebih radikal dan militan dibanding anggota laki-laki. Hal itu, menurutnya, berlaku pada kondisi sekarang.

“ISIS itu belakangan jauh lebih radikal perempuan. Dulu perempuan tidak diikutsertakan. Sekarang perempuan lebih militan dari laki-laki,” kata Haris dalam diskusi akhir pekan bertajuk ‘WNI ISIS Dipulangkan atau Dilupakan?’ di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3).

Pada masa-masa dirinya bergabung dengan kelompok radikal tersebut, kata Haris, perempuan justru tidak diikutsertakan sama sekali. Tapi kini ketika kondisinya berubah, menurut Haris, bahkan ada anggota perempuan ISIS yang rela meninggalkan keluarganya.

“Ada yang meninggalkan harta benda di Indonesia dan pergi ke Suriah karena merasa Indonesia ini kafir,” kata Haris lagi.

Haris pun meminta agar pemerintah Indonesia tidak menganggap remeh peran perempuan dalam pergerakan-pergerakan radikal, termasuk ISIS.

“Untuk sekarang kita tidak bisa anggap remeh perempuan,” kata Haris. Gerakan perempuan di organisasi radikal justru menurutnya kini lebih militan dibandingkan laki-laki.

Menutup paparannya, Haris mengajak rekan-rekannya yang kini masih bergabung dengan gerakan radikal termasuk ISIS, untuk hijrah, kembali menganut paham Islam yang lebih moderat dan tidak radikal.

“Saya melalui forum ini, kepada teman-teman saya yang barangkali masih dalam kubangan radikal untuk hijrah,” kata Haris.

“Untuk meninggalkan, karena itu tidak ada untungnya buat kita,” pungkasnya.