Kabul – Malam perayaan Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah di Afghanistan ternoda dengan tindakan keji teroris. Sebuah bom mobil yang disinyalir bom bunuh diri meledak di di provinsi Logar, Afghanistan timur, Kamis (30/7/2020). Sedikitnya 9 orang dan melukai sedikitnya 40 orang.
Melansir ABC News pada Jumat (31/7/2020), serangan itu melanda ibu kota provinsi Pol-e Alam dan menargetkan pos pemeriksaan polisi. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Tariq Arian awalnya mengatakan sebagian besar korban tewas adalah warga sipil, kemudian ia meralat bahwa korban dari serangan tersebut menewaskan 6 orang polisi dan 3 orang warga sipil.
Juru Bicara Gubernur Logar, Dedar Lawang mengatakan kepada AFP, serangan itu diyakini dilakukan oleh seorang pelaku bom bunuh diri. Ledakan terjadi di dekat kantor gubernur, di mana banyak orang berkumpul untuk berbelanja.
Selain korban yang tewas, banyak korban luka-luka yang merupakan warga sipil. Juru bicara kepolisian provinsi, Shahpoor Ahmadzai mengatakan bahwa warga sipil yang terluka kebanyakan adalah pengendara mobil yang berhenti di pos pemeriksaan untuk pemeriksaan keamanan.
Ada laporan data yang berbeda tentang jumlah korban tersebut, dari kepala dewan provinsi menyebutkan jumlah korban tewas dari kejadian bom bunuh diri tersebut ada sebanyak 15 orang. Namun, tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai jumlah koran tewas tersebut.
Di rumah sakit tempat para korban dirawat, para saksi melaporkan melihat beberapa anak yang terluka dalam peristiwa bom bunuh diri itu. Para saksi meminta nama mereka tidak disebutkan karena takut ada serangan kembali.
Taliban, pasukan militan Islam yang menduduki Afghanistan, segera merespon peristiwa tersebut dengan mengklaim bahwa serangan yang terjadi di malam Hari Raya Idul Adha bukan berasal dari pihaknya. Taliban mengatakan tidak bertanggung jawab atas kejadian itu karena telah mendeklarasikan adanya genjatan senjata selama 3 hari di Hari Raya Idul Adha, dimulai dari Jumat (31/7/2020).
Zabihullah Mujahid mengatakan gencatan senjata tetap di jalurnya dan mulai berlaku pada tengah malam. Dia menuduh serangan tersebut berasal dari lingkaran intelijen yang menginginkan kelanjutan perang di Afghanistan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Upaya untuk mengadakan pembicaraan damai antara gerilyawan dan pemerintah Kabul yang sedang berlangsung telah terhenti setelah Taliban dan AS menandatangani kesepakatan pada Februari, yang dipandang sebagai acuan untuk mengakhiri perang Afghanistan selama beberapa dekade.
Afiliasi kelompok Negara Islam (ISIS) untuk Afghanistan juga beroperasi di wilayah tersebut, tetapi tidak ada respons segera atas bom bunuh diri tersebut. Kelompok militan telah meningkatkan serangannya belakangan ini. AS menyalahkan ISIS atas serangan brutal pada Mei terhadap sebuah rumah sakit bersalin di ibukota Afghanistan, Kabul, yang menewaskan 24 orang, termasuk bayi yang baru lahir.