Makin Berkembang, AS Sebut ISIS Tambah 20 Kelompok Afiliasi Baru

Washington – Direktur Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional Amerika Serikat (AS) Christopher Miller, mengatakan kelompok teroris ISIS terus melebarkan jaringan global dengan menambah sekitar 20 afiliasi. Kekuatan kelompok teroris ini semakin berkembang meskipun sudah dipaksa keluar dari Irak dan Suriah.

“Mereka mengandalkan para veteran yakni komandan tingkat menengah yang berdedikasi, jaringan rahasia yang luas, dan bertahan dengan memanfaatkan menurunnya tekanan CT (kontra-terorisme),” kata Miller, dikutip dari AFP, Jumat (18/9).

Sejak pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi tewas dalam serangan pasukan elite AS di Suriah pada Oktober 2019, pemimpin yang baru Mohammed Said Abd Al Rahman Al Mawla mampu mengarahkan dan menginspirasi serangan-serangan yang dilakukan kelompok afiliasi di berbagai negara.

“Di luar Irak dan Irak, kekuatan global ISIS saat ini mencakup sekitar 20 cabang dan jaringan,” tuturnya.

Disebutkan, kekuatan mereka beragam, namun yang terkuat berada di Afrika, dibuktikan dengan serangan di Niger. Mereka mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan enam pekerja bantuan Prancis dan dua guide lokal di Niger pada 9 Agustus.

ISIS juga berusaha untuk menyerang sasaran Barat, namun sejauh ini upaya kontra-teror yang efektif mampu mencegah upaya tersebut.

Sementara di dalam Irak dan Suriah, lanjut Miller, ISIS masih melakukan serangan dan pembunuhan yang stabil menggunakan metode bom bunuh diri, seperti operasi pada Mei yang menewaskan dan melukai puluhan tentara Irak.

Dia melanjutkan, ISIS juga membanggakan kesuksesan mereka dengan membuat video grafis sebagai propaganda untuk menunjukkan bahwa para anggotanya masih terorganisasi rapi serta aktif, setahun serelah kekhalifahan mereka rontok.

Lebih lanjut Miller mengungkap, kelompok tersebut saat ini fokus membebaskan ribuan anggota serta keluarga mereka dari kamp-kamp penahanan di Suriah. Parahnya saat ini tak ada upaya internasional yang terkoordinasi untuk mencegah tindakan tersebut.

Saingan ISIS, kata Miller, Al Qaeda juga masih kuat. Kelompok yang bertanggung jawab atas serangan 11 September di AS itu telah kehilangan pemimpin dan tokoh kunci, namun tetap kuat.

Al Qaeda masih bertekad melakukan serangan di AS dan Eropa, bahkan mampu masuk ke Angkatan Udara Arab Saudi seperti terungkap dalam serangan yang menewaskan tiga tentara AS di pangkalan militer Pensacola, Florida, pada Desember 2019.

Kelompok afiliasi Al Qaeda di Yaman dan Afrika masih punya kemampuan melakukan serangan mematikan, namun kekuatan di bagian lain seperti India dan Pakistan telah melemah signifikan.