Padang – Seratusan mahasiswa di Padang, Sumatera Barat, Rabu (26/7/2017), diikutsertakan di kegiatan Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan Terorisme. Mahasiswa diingatkan untuk tidak mengedepankan egoisme dalam berdakwah.
Hal ini disampaikan oleh pengajar Kajian Timur Tengah di Pascasarjana Universitas Indonesia, Muhammad Syauqillah, yang hadir di kegiatan sebagai pemateri. Dikatakannya, Islam diturunkan bukan untuk mematikan agama lainnya, melainkan dengan Rahmatan lil ‘Alamin.
“Ingatlah bahwa ini adalah dunia kita, dunia dia, dunia mereka dan dunia semua manusia. Teman yang beda keyakinan dengan kita bukanlah musuh,” ungkap Syauqillah.
Pria penyandang gelar Ph.D lulusan Universitas Marmara, Turki, tersebut juga mengajak mahasiswa untuk tidak egois dalam berpendapat. “Teman kita bisa jadi salah, tapi apakah kita benar? Kita benar, tapi belum tentu teman kita salah,” tambahnya.
Dalam paparannya Syauqillah mengatakan sikap merasa paling benar adalah benih menuju radikal, yang apabila tidak terbendung akan mengarah pada aksi terorisme. Sebagai kaum terpelajar, mahasiswa didorong untuk bisa menghindari sikap tersebut.
“Jangan belajar agama dari media sosial dan merasa paling benar. Carilah kebenaran dari sumbernya,” pesan Syauqillah.
Sementara Guru Besar Usluhuddin UIN Sumatera Utara, Syahrin Harapap, di kegiatan yang sama mendesak mahasiswa untuk tidak mudah terpengaruh tawaran dan ajakan bergabung dalam kelompok terorisme.
“Salah satunya jangan menjadi mahasiswa yang mudah dibayar. Banyak orang tergiur bergabung dengan ISIS karena tergoda iming-iming gaji besar, tapi mereka tertipu,” ungkap Syahrin.
Kegiatan Pelibatan LDK dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan Terorisme di Padang terselenggara atas kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Barat. Kegiatan yang sama sudah dan akan diselenggarakan di 32 provinsi se-Indonesia di sepanjang tahun 2017. [shk/shk]