Jakarta – Mabes Polri mengungkapkan bahwa kelompok teroris menyebarkan kurang lebih 1300 kotak amal di minimarket. Keberadaan kotak amal teroris di minimarket ini dengan memanfaatkan celah kebaikan orang dengan berlatarbelakang gerakan kemanusiaan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, dari temuan kepolisian terungkap dana terkumpul dari kotak amal itu banyak digunakan untuk operasional kelompok teroris tersebut. Selain itu untuk memberangkatkan anggota ke Suriah, pelatihan militer, hingga pembuatan senjata.
“Umumnya seperti kotak amal yang biasa diletakan di minimarket, gedung umum, mall dan lain sebagainya, tidak ada ciri khusus dengan tulisan-tulisan bantuan untuk sosial kemanusiaan,” jelas Awi dikutip dari laman merdeka.com, Rabu (9/12/2020).
Saat ini, jelas Awi, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait yayasan atau organisasi yang terlibat dalam kasus ini. Bila didapat dua bukti cukup, maka kasusnya akan ditingkatkan ke arah penyidikan.
Awi mengungkapkan bahwa peletakkan kotak amal ini berbeda-beda di setiap daerah. Seperti di Jakarta, terdapat kurang lebih ada 50 kotak amal yang disebar. Selain dari kotak amal, kelompok terrois ini juga mengumpulkan dana dari sumbangan anggota.
Terkait kemungkinan adanya kerjasama dengan pihak minimarket, Awi mengaku belum ditemukan bukti. Pasalnya jaringan terori ini hanya meletakkan kotak amal begitu saja.
Selain di Jakarta, kotak amal itu tersebar di beberapa daerah seperti di Lampung dan Sumatera Utara (Sumut). “Kami masih melakukan penyelidikan di wilayah lain,” ungkap Awi.
Yang pasti, kotak amal tersebut dikelola atas nama yayasan. Salah satu yayasan yang telah ditangani kepolisian adalah Yayasan BM Abd bin Auf (ABA), dimana pengurusnya masuk struktur organsiasi teror Jamaah Islamiyah (JI).
“Berdasarkan keterangan ketua Yayasan Abd bin Auf total kotak amal Yayasan Abd bin Auf seluruh Indonesia berjumlah sekitar 13000 (tiga belas ribu) kotak amal,” pungkas Awi.