Jakarta – Markas Besar (Mabes) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyebutkan bahwa ada kemungkinan serangan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) terkait dengan jaringan global kelompok ISIS. Dalam serangan itu, tiga anggota Polri gugur dan 10 orang lainnya terluka. Pelaku bom bunuh diri juga tewas.
Juru bicara Mabes Polri, Kombes Awi Setiyono kepada wartawan di Mabes Polri, Kamis (25/5/2017) mengatakan, penyidik masih mendalami identitas dan kaitan para pelaku bom di Terminal Kampung Melayu dengan jaringan internasional. Berdasarkan bukti-bukti yang ada, untuk sementara teror bom ini ada kaitannya dengan teror bom di Cicendo Bandung.
“Kalau ditanya jaringan ISIS ya kemungkinan besar mereka ada hubungannya, tetapi masih kita dalami karena ini memang jaringan internasional. Kami tidak bisa menyebutkan nama kelompok jaringan teror para pelaku, tetapi bom panci di ini memiliki kemiripan dengan bom panci yang meledak pada Februari lalu di Cicendo, Bandung. Hanya saja jenis bomnya lebih sempurna,” ata Awi.
Seperti diketahui, bom panci di Cicendo Bandung yang meledak di Taman Pandawa di Bandung, Jawa Barat pada 27 Februari lalu. Bom di Bandung diledakkan oleh Yayat Cahdiyat asal Puwakarta Jawa Barat. Pelaku kemudian melarikan diri ke Kantor Kelurahan Arjuna dan dilumpuhkan aparat kepolisian.
Sebelumnya, dalam keterangan persnya di Mabes Polri, Kepada Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, dalam olah TKP ditemukan sejumlah benda yang diduga merupakan bagian dari bom dan juga struk pembelian panci. Semua temuan itu akan diseidiki lebih dalam.
“Barang bukti yang ditemukan di TKP beberapa potongan tubuh, lempengan alumunium, serpihan kain, serpihan ransel, pakaian atau atribut korban, material yang diduga bahan bom, kabel switcher, casing HP, KTP, foto kopi KTP, dan struck pembelian panci di sebuah minimarket di Padalarang,” kata Setyo.
Dia juga memastikan ledakan bom terjadi dua kali, yang pertama di toilet dan kedua di halte bus Transjakarta Kampung Melayu. Dari keterangan saksi dari kepolisian mengatakan bom pertama meledak pada pukul 21.00 WIB, dan saksi yang mendekat ke lokasi mencium bau yang menyengat dan kepulan asap putih.
Lalu ketika saksi berupaya menolong anggota polisi yang menjadi korban, ledakan kedua terdengar sekitar pukul 21.05 WIB, dengan jarak sekitar 10 meter dari lokasi pertama. “Saksi kemudian merasa sakit pada telinga akibat tekanan udara yang sangat kuat,” jelasnya.
Seperti diberitakan, dari ledakan tersebut, polisi mencatat ada tiga anggota kepolisian yang gugur dalam tugas. Selain itu, ada 5 anggota kepolisian yang mengalami luka berat dan masih dirawat di rumah sakit. Dari warga sipil, ada 5 korban yang terluka. Mereka terdiri dari sopir Kopaja, mahasiswi, hingga karyawan BUMN.