Jambi – Lomba video pendek untuk pelajar tingkat SMA dan sederajat kembali dilaksanakan oleh BNPT di tahun anggaran 2018, ketiga kalinya secara beruntun dalam tiga tahun terakhir. Kegiatan ini dianggap tepat untuk membentengi bangsa dan ancaman radikalisme dan terorisme, khususnya di era milenial.
Penilaian itu disampaikan oleh aktor Teuku Rifnu Wikana, di sela keikutsertaannya di kegiatan Workshop Lomba Video Pendek yang dilaksanakan di Aula Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Kamis (30/8/2018). Rifnu sendiri dihadirkan untuk menjadi mentor bagi 186 pelajar peserta kegiatan dalam proses pembelajaran pembuatan video.
“Anak-anak jaman sekarang, jaman milenial ini, berbeda dengan kita-kita dulu. Mereka sekarang tidak bisa hanya diminta duduk mendengarkan ceramah,” kata Rifnu.
Selain pendekatan berbasis teknologi, yaitu memanfaatkan gawai untuk membuat dan mengunggah video ke media sosial, interaksi langsung antara peserta dengan pemateri, lanjut Rifnu, adalah nilai lebih dari kegiatan Workshop Lomba Video Pendek ini.
“Seandinya kegiatan ini hanya seminar, anak-anak ini mungkin hanya akan mendengarkan penyampaian materinya sambil bermain gawai. Tapi di sini anak-anak diajak memanfaatkan gawainya untuk membuat apa yang mereka sukai, yaitu video dan bermedia sosial,” ungkap aktor pemeran film “Night Bus” tersebut.
Pemilihan tema lomba juga disebut oleh Rifnu daya tarik sekaligus pembelajaran secara langsung bagi pelajar peserta kegiatan. Untuk lomba video pendek tahun ini tema yang diangkat adalah “Menjadi Indonesia”. “Secara tak langsung anak-anak diajak meyakini bahwa Indonesia itu beragam dan itu harus dijaga, bukan sebaliknya dijadikan pemicu perpecahan. Keberagaman itu diminta dituangkan ke dalam karya video dan dilombakan, ada iming-iming hadiah sebagai pemikatnya,” jelasnya.
Pemeran utama di film “Jokowi” tersebut berharap kegiatan Lomba Video Pendek bagi kalangan pelajar SMA bisa dipertahankan dan ditingkatkan di tahun-tahun mendatang. “Banyak tema tentang nasionalisme yang bisa dieksplorasi lagi, agar bagaimana kecintaan generasi muda kepada bangsanya bisa semakin ditingkatkan,” pungkasnya.
Lomba video pendek untuk pelajar SMA dan sederajat sudah dilaksanakan oleh BNPT sejak tahun 2016, dan telah menghasilkan sedikitnya 12.000 video yang semuanya terunggah di media sosial Youtube. Dari jumlah karya tersebut, hingga saat ini sudah lebih dari 24 juta penayangan. Penyebarluasan karya peserta ke media sosial sendiri dilakukan sebagai bagian dari upaya kontrapropaganda terhadap paham radikal terorisme yang banyak beredar di tempat yang sama. [shk/shk]