Jambi — Bidang Penelitian Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jambi terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat upaya pencegahan radikalisme melalui riset berbasis data. Tahun ini, FKPT Jambi melaksanakan survei Indeks Potensi Radikalisme (IPR) dan Indeks Resiliensi Terorisme (IRT) 2025 yang menjadi bagian dari program nasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Ketua Bidang Pengkajian dan Penelitian FKPT Jambi, Mochammad Farisi, S.H., LL.M., menjelaskan bahwa survei ini bertujuan untuk memetakan tingkat kerentanan masyarakat terhadap paham radikal serta mengukur daya tangkal sosial terhadap ideologi kekerasan.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional BNPT yang dilaksanakan serentak di seluruh provinsi. FKPT Jambi berperan penting dalam pengumpulan data lapangan yang akan menjadi dasar penyusunan kebijakan pencegahan radikalisme berbasis riset,” ujar Farisi, Minggu (2/11/2025).
Untuk survei Indeks Resiliensi Terorisme (IRT), FKPT Jambi telah melaksanakan coaching enumerator pada 21 Juli 2025 yang diikuti 12 enumerator dari enam wilayah survei, yakni Kota Jambi, Kota Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci, Kabupaten Tebo, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Kabupaten Batanghari.
Usai pelatihan, para enumerator langsung turun ke lapangan untuk melakukan wawancara mendalam dengan masyarakat. Saat ini, seluruh proses pengumpulan dan input data telah rampung, dan tim tengah menyusun laporan akhir hasil survei.
Sementara itu, untuk survei Indeks Potensi Radikalisme (IPR), pelatihan enumerator telah dilaksanakan pada 7–13 September 2025, diikuti oleh 20 peserta. Adapun wilayah survei meliputi Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Sarolangun, dan Kota Jambi.
Namun, tahap pengumpulan data lapangan IPR masih menunggu pencairan anggaran operasional dari BNPT Pusat.
Farisi menegaskan bahwa hasil dari kedua survei ini akan menjadi landasan penting bagi BNPT dan pemerintah daerah dalam merancang strategi pencegahan radikalisme yang lebih kontekstual dan efektif.
“Survei IPR dan IRT bukan sekadar kegiatan statistik. Ini adalah bentuk pemetaan sosial strategis untuk melihat sejauh mana masyarakat memiliki daya tangkal terhadap radikalisme dan bagaimana kapasitas mereka membangun resiliensi terhadap ideologi kekerasan,” jelasnya.
Ia menambahkan, FKPT Jambi berkomitmen menjaga validitas dan representativitas data agar hasil penelitian benar-benar bermanfaat secara praktis.
“Kami ingin hasil riset ini tidak berhenti di atas kertas, tapi menjadi pijakan strategis bagi BNPT, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk memperkuat ketahanan sosial di Jambi,” imbuhnya.
Ketua FKPT Jambi, Dr. Abd Rahman, menyampaikan apresiasi kepada tim bidang penelitian dan para enumerator atas dedikasi dalam pelaksanaan survei ini.
“Pendekatan berbasis riset seperti survei IRT dan IPR sangat penting agar kebijakan pencegahan radikalisme di daerah memiliki dasar ilmiah yang kuat. Dengan data akurat, strategi pencegahan bisa lebih terarah dan efektif,” ujar Dr. Rahman.
Melalui survei nasional ini, FKPT Jambi berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam memperkuat wawasan kebangsaan, menjaga stabilitas sosial, serta membangun daya tahan masyarakat terhadap paham intoleran dan radikal.
“Upaya menjaga Jambi tetap damai dan resilien harus didukung semua pihak. Survei ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat kebijakan pencegahan berbasis pengetahuan,” pungkasnya.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!