Baghdad – Atlet Irak, Faris al-Ajeeli dan Thaer al-Ali pernah dihadapkan pada pilihan sulit karena ia berada dalam cengkeraman ISIS. Ia pun sempat mengorbankan karier internasionalnya.
Al-Ajeeli adalah atlet angkat berat peraih medali perak pada Paralimpiade 2012. Namun kemudian ia tak bisa tampil di Paralimpiade 2016 karena dihadapkan pada pilihan yang sulit.
“ISIS ingin kami mengibarkan bendera mereka dibandingkan bendera Irak di kompetisi internasional, untuk itu kami memilih tidak pergi ke brasil” ujar al-Ajeli yang bersama Thaer al-Ali, seperti dikutip CNNindonesia.com.
Kota Mosul yang ada dalam cengkraman ISIS saat itu membuat al-Ajeeli dan al-Ali kesulitan untuk bergerak bebas. Bila mereka pergi ke Rio de Janeiro dan mengibarkan bendera Irak, keselamatan keluarga mereka dalam ancaman.
Setelah Mosul lepas dari cengkraman ISIS, al-Ajeeli akhirnya bisa kembali berkompetisi dengan membawa bendera Irak. Ia mampu meraih medali emas di Kejuaraan Dunia pada kategori 107kg ke atas.
Al-Ajeeli dan al-Ali punya catatan manis dalam kiprah mereka di angkat berat. Al-Ajeeli meraih emas di Paralimpiade 2004 dan Asian Para Games 2006. Sedangkan al-Ali meraih medali perunggu di Paralimpiade 2004 dan medali perunggu di Kejuaraan Dunia 2017.
Kini al-Ajeeli dan al-Ali bertekad bisa menembus kualifikasi menuju Paralimpiade 2020 di Tokyo. Selama masa-masa sulit, al-Ajeeli dan al-Ali terus berlatih di tengah keterbatasan. Al-Ajeeli terpaksa menyulap lantai dua rumahnya jadi ruang gym sedangkan al-Ali harus terus berlatih tanpa adanya kipas angin untuk menghalau udara panas.
“Saya ingin mengibarkan bendera Irak setinggi-tingginya di Tokyo seperti di kompetisi-kompetisi sebelumnya,” ucap al-Ajeeli.