Jakarta – Lebih dari 200 milisi ISIS telah tewas dalam operasi militer, serangan pesawat tak berawak, dan pembunuhan yang ditargetkan sepanjang 2022, menurut tentara Irak.
Di antara jajaran anggota ISIS yang tewas adalah dua pemimpin kelompok tersebut Abu Ibrahim al-Quraisyi, dan Abu Hassan Al-Hashemi Al-Quraisyi
Kedua “khalifah” meledakkan bom bunuh diri setelah menemukan diri mereka dikepung selama baku tembak.
“Lebih dari 200 milisi tewas akibat serangan udara, kebanyakan dari mereka adalah pemimpin ISIS ,” kata Mayor Jenderal Tahsin al-Khalafi, juru bicara komando operasi gabungan, seperti dikutip AFP, Rabu (28/12).
Meskipun kehilangan 200 anggota, ISIS telah mempertahankan operasi mereka sendiri sepanjang tahun.
Pada awal Desember, delapan warga sipil Irak dan lainnya luka-luka setelah milisi ISIS melancarkan serangan ke sebuah desa di provinsi Diyala timur Irak.
“Mereka mengendarai sepeda motor sekitar pukul 20.30 menyerang desa Al-Bubali… puluhan warga, beberapa di antaranya tidak bersenjata, bergegas menghadang para penyerang,” kata walikota setempat.
Pejabat militer Irak berpendapat sepanjang tahun bahwa serangan oleh milisi ISIS sering kali merupakan pembalasan atas operasi militer yang “telah mematahkan tulang punggung dan membunuh pemimpin mereka”.
ISIS mengumumkan pada 30 November bahwa pemimpinnya, Abu Hasan al-Hashimi Al-Qurasyi, tewas dalam pertempuran dengan Tentara Pembebasan Suriah di provinsi Daraa di Suriah Utara. Kelompok itu juga mengidentifikasi pemimpin barunya sebagai Abu al-Hussein Al-Husseini Al-Qurasyi.
Setelah meroket di Irak dan Suriah pada 2014 yang membuatnya menaklukkan sebagian besar wilayah, ISIS melihat “kekhilafahan” yang diproklamirkannya sendiri runtuh di bawah gelombang serangan.
ISIS dikalahkan di Irak pada 2017 dan di Suriah dua tahun kemudian, tetapi sel-sel tidur kelompok ini masih melakukan serangan di kedua negara.