Abuja – Pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau, dilaporkan tewas setelah meledakkan rompi bom bunuh diri, ketika berhadapan dengan ISIS wilayah Afrika Barat (ISWAP) di Nigeria utara.
Dikutip dari Daily Mail, Minggu (23/5), Pertempuran itu terjadi di negara bagian Borno, di mana ISWAP telah menjadi kekuatan dominan dalam pemberontakan ekstremis selama lebih dari satu dekade di Nigeria.
Menyusul laporan itu, juru bicara Angkatan Darat Nigeria Mohammed Yerima mengatakan pihak berwenang sedang memeriksanya dengan cermat.
“Kami sedang memeriksanya dengan cermat. Di masa lalu, kami telah melaporkan bahwa dia sudah mati dan kemudian dia kembali,” katanya kepada The Washington Post.
Shekau, yang menjadi berita utama internasional ketika anak buahnya menculik hampir 300 siswi di Chibok pada 2014, telah dilaporkan tewas beberapa kali sejak Boko Haram pertama kali melancarkan pemberontakannya pada 2009.
Jika laporan kematiannya benar sekarang, kondisi ini dapat menimbulkan keretakan di Boko Haram.
Kelompok teroris Nigeria itu dalam kondisi tidak stabil karena terus dilemahkan oleh serangan udara militer di pangkalannya, dan adanya pembelotan di antara anak buahnya.
Lebih dari 40.000 orang telah tewas dan lebih dari dua juta mengungsi dari rumah mereka akibat konflik di timur laut Nigeria. Pertempuran telah menyebar ke beberapa bagian tetangga Chad, Kamerun dan Niger.
Shekau mengambil alih Boko Haram, yang secara resmi dikenal sebagai Jama’tu Ahlis Sunna Lidda’awati wal-Jihad, setelah pendirinya Muhammad Yusuf dibunuh oleh polisi pada 2009.
Di bawah kepemimpinan Shekau, Boko Haram mengubah sebagian besar wilayah timur laut menjadi wilayah terlarang. Dia memproklamasikan ‘kekhalifahan’ di kota Gwoza di Borno pada 2014.
Sejak 2015, serangan oleh pasukan Nigeria yang didukung oleh tentara dari Kamerun, Chad, dan Niger mengusir kelompok ekstremis dari sebagian besar wilayah yang pernah mereka kuasai.