Washington – Intelijen Amerika Serikat (AS) membeberkan laporan baru, yang menyebut Iran merencanakan pembunuhan terhadap Duta Besar (dubes) Amerika untuk Afrika Selatan (Afsel) sebagai pembalasan atas kematian Mayor Jenderal Qassem Soleimani.
Laporan intelijen itu diungkap oleh Politico yang mengutip dua pejabat AS yang mengetahui dan melihat laporan itu.
Pejabat AS disebut telah mengetahui ancaman terhadap Lana Marks pada musim semi tahun ini. Tetapi intelijen menunjukkan ancaman tersebut menjadi lebih spesifik dalam beberapa pekan terakhir.
Marks hanyalah salah satu dari beberapa pejabat AS yang menurut badan intelijen Amerika sedang dipertimbangkan Teheran untuk menjadi target pembalasan atas kematian Soleimani.
Sumber intelijen mengatakan kepada Fox News bahwa komunitas intel menanggapi ancaman terhadap duta besar dengan serius dan percaya bahwa rezim Iran memiliki kemampuan untuk bertindak atas rencana pembunuhan.
Iran sebelumnya juga pernah merencanakan pembunuhan terhadap duta besar Amerika, itulah sebabnya mengapa komunitas intelijen menganggap serius ancaman ini.
Intelijen meyakini Iran memiliki peluang besar melakukan balas dendam atas pembunuhan Soleimani, dan mereka telah memantau dengan cermat rencana Teheran itu.
Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak pada awal Januari.
Soleimani dianggap Menteri Luar Negeri Mike Pompeo sama berbahayanya dengan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.
Baghdadi meledakkan diri dalam serangan AS di sebuah kompleks di barat laut Suriah pada Oktober 2019. Dia tewas tujuh bulan setelah “kekhalifahan” ISIS runtuh ketika kelompok teroris itu kehilangan petak terakhirnya di wilayah Suriah pada Maret 2019.
Jika Iran benar ingin merencanakan pembunuhan, hal itu itu kian memanaskan tensi hubungan antara Washington dan Teheran yang sudah tegang.
Sementara itu Kedutaan Besar AS di Pretoria mengatakan bahwa mereka tidak memberikan komentar atas laporan intelijen itu.