Kendari – Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara, H. Ryha Madi, mendorong keterlibatan aktif perempuan dalam upaya pencegahan terorisme. Langkah pencegahan, disebutnya bisa dilakukan tanpa menunggu adanya aksi terorisme.
Hal itu disampaikannya saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan kegiatan Rembuk Nasional Perempuan Pelopor Perdamaian di Kota Kendari, Kamis (27/4/2017), yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan FKPT Sulawesi Tenggara. Dalam sambutannya dia menceritakan pengalamannya berkunjung ke Ternate, Maluku Utara, dan mendapati konflik sosial yang terjadi di Maluku di akhir tahun 1990-an, ternyata berdampak hingga ke Maluku Utara.
“Saya ditunjukkan oleh teman di Ternate, ada satu kuburan massal satu lubang isinya dua puluh mayat. Itu korban kerusuhan yang terjadi di Ternate, dampak kerusuhan di Maluku. Sama seperti terorisme, di sini (Sulawesi Tenggara, Red.) sampai sekarang masih aman, tapi kita harus selalu waspada,” ungkap Ryha.
Mantan anggota DPRD Sulawesi Tenggara periode 2004 – 2009 dan 2009 – 2014 tersebut menegaskan, pencegahan terorisme bisa dilakukan tanpa menunggu adanya teror. “Tujuannya mencegah, bisa kapanpun dilakukan,” tambahnya.
Terkait keterlibatan perempuan, Ryha menyebut tujuan dari kegiatan, yaitu melibatkan perempuan dalam tahap pencegahan sejak di lingkungan keluarga. Perempuan diharapkan bisa memagari anak-anak dan anggota keluarga lainnya dari keterpaparan paham radikal terorisme.
“Perempuan itu paling sabar, dan itu dibutuhkan untuk mengajak anak-anak kita menghindari paham radikal terorisme,” ujar Ryha.
Alasan lainnya, masih kata Ryha, berdasarkan informasi dari BNPT telah terjadi perkembangan yang mengkhawatirkan di kejahatan terorisme, yaitu keterlibatan perempuan tidak sebatas simpatisan. Kejadian terorisme belakangan menunjukkan perempuan sudah masuk jaringan dengan menjadi pelaku.
“Rembuk ini penting. Kami mengharapkan nantinya perempuan bersepakat bahwa terorisme musuh bersama dan harus dihadapi bersama-sama. Rumuskan langkah terbaik agar Sulawesi Tenggara yang kita cintai ini selalu aman dari terorisme,” tutup Ryha.
Kegiatan Rembuk Nasional Perempuan Pelopor Perdamaian merupakan salah satu metode yang dijalankan dari kegiatan Pelibatan Pemuda dan Perempuan dalam Pencegahan Terorisme. Kegiatan ini sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia. [shk]