Kursus Buat Bom di Masjid, 30 Militan Taliban Tewas

Kabul – Nasib sial dialami 30 militan Taliban. Mereka tewas saat mengikuti kursus pembuatan bom di sebuah masjid meledak, Sabtu (13/2) pagi. Masjid yang menjadi tempat kursus pembuatan bom bagi militan Taliban itu pun luluh lantak.

Kantor Berita Khaama Press, Senin (15/2/2021) melaporkan militan Taliban telah berkumpul di masjid untuk dilatih tentang cara membuat bom dan IED. Masjid tempat kursus pembuatan bom itu adalah masjid di desa Qultaq di distrik Dowlatabad di provinsi Balkh.

Informasi dari Korps Shaheen ke-209, bagian dari Tentara Nasional Afghanistan, 30 militan termasuk enam warga negara asing ahli pembuat ranjau, tewas dalam ledakan pada.

Pernyataan itu mengatakan mayat enam warga negara asing itu tidak dapat diidentifikasi karena tubuh mereka hancur sehingga sulit dikenali.

Sementara itu, dari kejadian lain, pejabat keamanan melaporkan dua anak terbunuh oleh IED yang ditanam oleh Taliban di desa Qotar Blaq di Provinsi Kunduz.

Insiden ini terjadi ketika serangan dan kekerasan Taliban melonjak di seluruh Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir menyusul macetnya perundingan damai dengan pemerintah Kabul.

Pada Senin (15/2/2021), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi tersebut tidak akan menarik pasukannya dari Afghanistan sebelum waktu yang tepat, menjelang diskusi oleh para menteri pertahanan tentang penempatan tersebut.

Para menteri dari 30 negara anggota NATO akan bertemu pada Rabu dan Kamis mendatang untuk mengadakan pembicaraan tingkat tertinggi sejak Presiden AS Joe Biden menjabat. Biden berjanji untuk bekerja lebih dekat dengan sekutu setelah empat tahun ketegangan di bawah mantan Presiden AS Donald Trump.

Agenda teratas untuk konferensi virtual adalah nasib misi dukungan aliansi yang berkekuatan 9.600 orang di Afghanistan setelah Trump mencapai kesepakatan dengan Taliban untuk menarik pasukan.

Masa depan penempatan bergantung pada apakah Biden setuju untuk mematuhi tenggat waktu Mei untuk menarik pasukan asing atau mengambil risiko serangan berdarah dari pemberontak Islam dengan tetap diam.

Pemerintahan Biden mengatakan sedang meninjau kesepakatan itu, dan Pentagon menuduh Taliban tidak memenuhi janji yang mencakup pengurangan serangan dan memutuskan hubungan dengan kelompok pemberontak seperti Al-Qaeda.

Para menteri pertahanan tidak diharapkan untuk membuat pengumuman konkrit tentang masa depan penempatan pada pertemuan mereka.

“Taliban harus mengurangi kekerasan, bernegosiasi dengan itikad baik dan memenuhi komitmen mereka untuk berhenti bekerja sama dengan kelompok teroris nasional,” kata Stoltenberg.

“Tujuan bersama kami jelas. Afghanistan seharusnya tidak pernah lagi menjadi surga bagi teroris untuk menyerang.”