KUPI Rumuskan Metoda Baru dalam Menafsirkan Teks Agama

Cirebon-: Ketua Panitia Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), Nyai badriya dalam sambutan penutupan kegiatan menyampaikan bahwa Kongres Ulama Perempuan Indonesia yang pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia ini telah berhasil meramu sebuah metoda baru dalam memahami teks teks agama. Diharapkan metode ini dapat meminimalisir perbedaan-perbedaan pendapat dalam berbagai isu isu agama. Metodologi yang disebut tashawwur, al-adillah dan al ijabah ini diharapkan akan menjadi ciri khas ulama perempuan dalam menangani isu isu kekinian.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa NU memiliki Bahsul Masail dan Muhammadiyah dengan Majlis Tarjih.  KUPI akan meramu kedua metoda tersebut dalam tiga metodologi yang telah digagas oleh peserta kongres.

KUPI selanjutnya akan konsisten bersinergi dengan semua pihak dalam upaya membangun sumberdaya perempuan di seluruh Indonesia dan akan bersinergi dalam menyelesaikan kasus kasus yang terjadi di tengah tengah masyarakat yang banyak menimpa kalangan perempuan.

” Wanita adalah makhluk sama dengan semua makhluk Tuhan lainnya di muka bumi. Tidak ada satupun pihak atau kelompok atau orang tertentu dan atas nama siapapun untuk melakukan penindasan terhadap kaum perempuan. KUPI akan berperan aktif dalam mendukung persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- undang Dasar 1945″ demikian deklarasi KUPI yang dibacakan oleh peserta

KUPI yang diselenggarakan di Cirebon dari tanggal 25-27 April 2017 ini dihadiri oleh lebih dari 800 peserta tokoh perempuan dari seluruh Indonesia. Acara ditutup oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin