Malang – Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla hadir ke UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) pada Selasa (25/2). Ia mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menjaga toleransi antarumat beragama dan menjadikan perbedaan serta keberagaman sebagai kekuatan, bukan sumber perpecahan.
Kalla mengatakan bahwa Indonesia memiliki pengalaman dimana perbedaan paham bisa menjadi sumber konflik yang besar dan pertentangan. Namun, saat ini, dengan pemahaman yang lebih baik, hal tersebut tidak lagi terjadi.
“Kita ingin toleransi dicapai dan terus dijaga di Indonesia. Di Indonesia pernah ada pertentangan, namun sekarang tidak adalagi permasalahan, kita bersyukur akan hal itu,” ujar Jusuf Kalla, di Kota Malang, Jawa Timur, dikutip dari Antaranews, Selasa (25/2).
Kalla menambahkan bahwa dengan mayoritas penduduk beragama Islam, masyarakat Indonesia menghormati seluruh agama yang ada ehinggasmampumenciptakan rasa kedamaian bagi seluruh masyarakat.
Menurut Kalla, Islam di Indonesia dibawa masuk oleh para ulama yang mengutamakan kedamaian, sehingga pada saat itu, masa transisi dari agama Hindu ke Islam semuanya berjalan dengan toleransi yang baik.
“Kenapa Islam di Indonesia ini lebih ramah, dan juga lebih moderat, karena dalam sejarahnya Islam di Indonesia dibawa oleh para ulama yang mengutamakan kedamaian, sehingga transisi agama dari Hindu ke Islam semuanya dengan toleransi yang baik,” katanya.
Kallamenyayangkan adanya konflik di dunia yang mengorbankan umat Islam, seperti di Syiria, Yaman, Libia, dan Afghanistan. Oleh karena itu, Kalla mendukung Rabithah Al-Alam Al Islami (RAI) atau Liga Dunia Muslim, yang terus menyuarakan perdamaian.
“Niat baik Rabithah Al-Alam Al Islami harus kita dukung, dan tentunya kita bantu. Bagaimana upaya untuk perdamaian, dalam rangka moderasi Islam, dan moderasi beragama,” kata Kalla.
Dalam kesempatan itu, tokoh moderasi Islam dunia Dr Muhammad bin Abdul Karim Al Issa mendapatkan gelar kehormatan Honoris Causa (HC) dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bidang Sejarah Peradaban Islam.
Kalla menambahkan, tugas Rabithah Al-Alam Al Islami untuk terus menyuarakan perdamaian tersebut bukanlah hal yang mudah sehingga perlu dukungan dari seluruh pihak, seperti Indonesia yang mayoritas memiliki penduduk Muslim tersebut.
“Tugas Al Issa, dan kita semua, untuk menciptakan moderasi, perdamaian, tentu bukan merupakan tugas yang mudah. Keberagaman itu kekuatan, bukan kelemahan, mari kita saling menghargai perbedaan satu sama lain,” tutup Kalla.