Kunjungi BNPT, Norwegia Jajaki Kerjasama Penanggulangan Terorisme

Jakarta – Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Vegard Kaale melakukan kunjungan ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada Senin (5/2/2018). Petemuan tersebut untuk membahas masalah penanggulangan terorisme antar kedua negara. Kedatangan Dubes Norwegia tersebut disambut Kepala BNPT, Komjen. Pol. Drs. Suhardi Alius, MH.

“Sebenarnya mereka sudah lama ingin bertemu, tetapi karena kepadatan acara kepala BNPt maka baru hari ini bisa diagendakan untuk bertemu. Dalam pertemuan tersebut kami menanyakan apa yang bisa kami bantu dan ternyata mereka tertarik sekali dengan apa yang dilakukan indonsesia tentunya soft approach,” ujar Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius, usai melakukan pertemuan di kantor perwakilan BNPT di salah satu Gedung Kementerian di Jakarta. .

Lebih lanjut mantan Kabareskrim Polri ini mengatakan bahwa pihak Norwegia ingin melihat dan mendengarkan secara langsung dari dirinya mengenai apa yang sudah dikerjakan BNPT selama ini dalam rangka penaggulangan terorisme.

“Mereka ingin tahu metode yang dikerjakan bnpt dalam rangka mengemas, Kita sampikan bahwa kita mengenal dua pola pendekatan yakni hard approach (pendekatan keras) melalui penegakan hukum yang dilakukan oleh Kepolisian dalam hal ini oleh Densus 88/Anti Teror dan soft approach (pendekatan lunak) yang kita kerjakan sendiri dengan dibantu Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait. Dan itu yang menrut mereka menarik sekali,” ujar mantan Kapolda Jawa Barat ini

Tidak hanya itu, dubes Norweiga juga ingin mendengarkan informasi bahwa ada boarding school atau pembangunan pesantren yang menampung anak-anak dari mantan pelaku aksi terorisme di Medan dan Lamongan dan program-program lain yang sudah dijalankan BNPT.

“Boarding school itu juga sudah didengar oleh yang bersangkutan dimana mereka ingin melihat bagaimana kita melakukan pendekatan kepada anak-anak para mantan pelaku teror itu agar mereka tidak mengikuti jejak orang tuanya di masa lalu,” ucap alumni Akpol tahun 1985 ini

Sementara dari pihak Norwegia sendiri BNPT mendapatkan penjelasan mengenai kontetks penanggulangan terorisme di negeri tersebut. Dimana menurutnya ada satu kelebihan dari Norwegia, yakni walaupun jumlah kejadian aksi teror di Norwegia kecil tetapi negara tersebut sudah punya regulasi dan antisipasi.

“Jadi segala sesuatu yang sifatnya persiapan saja atau seperti simpatisan kepada kelompok radikal saja itu sudah mendapatkan sanksi. Nah itu yang sebenarnya juga kita inginkan dengan revisi Undang-undnag terorisme yang ada sekarang di Indonesia,” tutur mantan Kapala Divisi Humas Polri ini..

Namun demikian mantan Wakapolda Metro Jaya ini mengakui kalau selama ini pihaknya belum ada semacam kerjasama antara BNPT dengan pihak Norwegia dalam hal penanggulangan terorisme. “Jadi secara kerjasama bilateral belum ada, tapi mereka adalah bagian daripada komunitas internasional yang juga membahas masalah counter violent extremism,” ujar pria Kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini .

Pihak Norwegia sendiri menurut mantan Kapolres Metro Jakarta Barat ini ingin menggali lebih dalam lagi sehingga nantinya mungkin akan mengajukan kerjasama dengan Indonesia. “Karena kita juga bagian dari GCTF (Global Counter Terrorism Forum ) di seluruh dunia dan kita juga akan menjadi co-host nanti di pada pertengahan Maret 2018,” ujarnya mengakhiri

Dalam pertemuan tersebut Kepala BNPT didampingi Deputi III bidang Kerjasama Internasional, Irjen Pol. Hamidin, Direktur Regional dan Multilateral pada kedeputian III bidang Kerjasama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto, S.IP, SH, MA dan Kasubdit Kerjasama Amerika Eropa, Wandi Adrianto Samsu. Sementara Dubes Norwegia dalam kesempatan tersebut didampingi Fungsi Politik Embassy Norway, Simen Johann Willgohs