Jakarta – Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin melakukan kunjungan mendadak ke Baghdad ibu kota Irak hari Selasa (7/3/2023) dan berjanji melanjutkan perjuangan melawan kelompok teroris militan ISIS sampai ekstremis tersebut berhasil dikalahkan.
Seperti laporan Associated Press, Selasa (7/3/2023), kunjungan Austin ini dilakukan hanya beberapa hari sebelum ulang tahun ke-20 invasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat yang menggulingkan Saddam Hussein.
Austin menyatakan dalam pernyataannya bahwa ia telah berbicara dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani dan Menteri Pertahanan Thabet Muhammad Al-Abbasi.
Austin disambut oleh Mayjen Matthew McFarlane, komandan Amerika Serikat di Irak, yang merupakan rumah bagi ratusan tentara Amerika yang membantu dalam perjuangan melawan kelompok militan ISIS.
“Kita akan terus bekerja untuk mencapai misi ini bersama-sama. Melalui koalisi global untuk mengalahkan Daesh, kita membebaskan lebih dari 50.000 kilometer persegi dari Daesh dan membebaskan lebih dari 4,5 juta warga Irak dari cengkeraman mereka yang kejam,” kata Austin, menggunakan akronim dari bahasa Arab untuk ISIS.
Austin juga menyatakan pasukan Amerika Serikat siap untuk tetap berada di Irak atas undangan pemerintahnya, menambahkan pasukan ini beroperasi dalam peran nontempur dan sebagai penasehat dalam mendukung “perjuangan Irak melawan terorisme yang dipimpin oleh Irak sendiri”.
“Ini adalah misi yang kritis dan kami bangga untuk mendukung mitra Irak kami,” kata Austin, salah satu pejabat administrasi Biden yang paling senior yang mengunjungi Irak dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak invasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat tahun 2003 yang menggulingkan diktator lama Saddam dari kekuasaan, Irak menjadi titik gesekan antara Amerika Serikat dan Iran. Teheran memperluas pengaruhnya di Irak selama 20 tahun terakhir.
“Saya di sini untuk menguatkan kembali kemitraan strategis AS-Irak ketika kita bergerak menuju Irak yang lebih aman, stabil, dan berdaulat,” tweet Austin saat tiba.
“Kami terus percaya bahwa integrasi Irak yang lebih besar dengan mitra Arab di kawasan akan memberikan stabilitas, keamanan, dan kemakmuran yang lebih tinggi, dan itu akan membayar dividen tidak hanya bagi warga Irak tetapi bagi semua orang di kawasan,” kata Austin, merujuk pada peningkatan hubungan Irak dengan negara-negara Arab.
Meskipun mereka dikalahkan di Irak pada 2017, militan ISIS dan sel-sel tidurnya masih melancarkan serangan di negara itu, serta di Suriah tetangga. ISIS membunuh dan melukai puluhan tentara Irak selama beberapa bulan terakhir.