Jakarta – Penembakan massal yang dilakukan kelompok teroris menewaskan
137 pengunjung konser musik di Crocus City Hall, pinggiran Moskow,
Rusia, Jumat akhir pekan kemarin. Serangan ini menjadi kecolongan bagi
Rusia, yang akhir-akhir ini sibuk berperang dengan Ukraina.
Istana kepresidenan Rusia atau Kremlin mengatakan pada Senin, 25 Maret
2024 bahwa tidak ada negara yang kebal dari terorisme. Juru bicara
Kremlin Dmitry Peskov menyatakan hal tersebut ketika ditanya apakah
dinas keamanan Rusia gagal dalam mencegah penembakan mematikan pada
Jumat lalu di gedung konser Moskow.
Sedikitnya 137 orang tewas dan 182 lainnya luka-luka setelah empat
pria bersenjata melepaskan tembakan di Balai Kota Crocus yang
berkapasitas 6.200 kursi, tempat band rock Picnic hendak tampil.
Presiden Vladimir Putin mengatakan dalam pidatonya pada Sabtu bahwa
semua pihak yang bertanggung jawab akan dihukum, dan sebelas orang
telah ditahan sejauh ini.
ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Nama kelompok
tersebut merupakan singkatan dari Negara Islam Khorasan, nama yang
diambil dari istilah lama untuk wilayah yang mencakup sebagian Iran,
Turkmenistan, dan Afghanistan.
Meski ISIS-K telah mengklaim tanggung jawab, Putin menuding Ukraina
terlibat dalam penembakan. Dalam pidatonya, ia berkata bahwa para
pelaku mencoba bergerak menuju Ukraina, di mana telah dipersiapkan
“celah” agar mereka dapat melintasi perbatasan.
Ukraina telah berulang kali membantah terlibat dalam serangan
tersebut, dan Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Putin berusaha
untuk mengalihkan kesalahan atas tragedi ini kepada pihak lain.
Peskov mengatakan bahwa tidak pantas untuk mengomentari klaim tanggung
jawab ISIS-K saat penyelidikan masih berlangsung.
“Penyelidikan sedang berlangsung,” katanya kepada wartawan, Senin.
Ketika ditanya apakah serangan mematikan yang terjadi di dekat Moskow
itu merupakan kegagalan dinas keamanan, Peskov mengatakan tidak ada
negara yang kebal dari terorisme.
“Sayangnya, dunia kita menunjukkan bahwa tidak ada kota, tidak ada
negara yang sepenuhnya kebal dari ancaman terorisme,” ujarnya. Dia
berkata dinas keamanan bekerja tanpa kenal lelah untuk membela Rusia.
“Perang melawan terorisme adalah proses berkelanjutan yang membutuhkan
kerja sama internasional skala penuh. Namun Anda dapat melihat bahwa
sekarang dalam periode konfrontatif yang paling akut ini, kerja sama
tersebut tidak sepenuhnya dilakukan.”
Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) merupakan penerus badan intelijen
Uni Soviet KGB, dan menjadi salah satu lembaga paling kuat di Rusia.
Dipimpin Alexander Bortnikov sejak 2008, lembaga tersebut memberi
pengarahan kepada Putin mengenai jalannya penyelidikan setelah
serangan Moskow.