Samarinda – Kementerian Agama Republik Indonesia menekankan pentingnya peran penyuluh agama dalam mendorong dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam sebuah acara bertajuk “Ngobrol Santai Seputar Penyuluh Agama Islam” yang berlangsung di Samarinda, pada sebuah malam di bulan September, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi, menyampaikan bahwa tanggung jawab para penyuluh tidak hanya terbatas pada perlindungan terhadap agama Islam, tetapi juga pada penguatan wawasan kebangsaan dan komitmen terhadap persatuan bangsa.
Zayadi mengungkapkan, “Penyuluh agama memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat wawasan kebangsaan serta komitmen umat terhadap Indonesia. Mereka diharapkan menjadi pembawa pesan damai di tengah masyarakat.” Pernyataan ini disampaikan di sela-sela kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional XXX 2024.
Ia juga menyoroti bahwa tantangan kehidupan kebangsaan di masa depan akan semakin dinamis dan inklusif, terutama karena Indonesia dikenal dengan keberagaman etnik, budaya, bahasa, dan agama. Latar belakang yang majemuk ini, menurut Zayadi, adalah sesuatu yang menjadi pertimbangan penting para pendiri bangsa. Mereka menekankan bahwa agama tertentu tidak boleh menjadi landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, melainkan Pancasila yang bermakna.
“Pancasila sebagai dasar berbangsa dan bernegara harus dijadikan landasan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam konteks kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, serta kerakyatan,” jelas Zayadi.
Dalam sudut pandang kenegaraan, Zayadi menegaskan bahwa beragama dan mengenal Tuhan merupakan hal yang fundamental. Ia menyatakan bahwa tidak ada tempat bagi orang yang tidak bertuhan di Indonesia, karena Ketuhanan Yang Maha Esa adalah prinsip utama yang dipegang. Ia mengutip pernyataan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang menyebut Indonesia sebagai Darul Mizan, yaitu negara kesepakatan, di mana Pancasila menjadi dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lebih lanjut, Zayadi menjelaskan bahwa penyuluhan agama juga memiliki hubungan erat dengan pembangunan, seperti melalui penguatan potensi ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan zakat dan wakaf. Ia menekankan bahwa penyuluh agama harus berperan sebagai mediator dalam mentransmisikan pemahaman tentang kehidupan beragama yang moderat. Dengan cara ini, kerukunan serta kesadaran akan identitas sebagai bangsa dan negara akan semakin terbangun.
“Sehingga, diharapkan penyuluhan agama dapat berdampak sebagai salah satu pilar utama dalam menjaga keutuhan NKRI dan memperkuat persatuan di tengah keragaman yang ada,” tutup Zayadi.