Manado – Menko Polhukam, Jendral (purn) Wiranto mengatakan bahwa salah satu poin penting yang dibahas dalam pertemuan Sub Regional Meeting on Foreign Terrorist Fighter and Cross Border Terrorism adalah pentingnya kontra narasi atas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di dunia maya. Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers yang didampingi Jaksa Agung Australia, Goerge Berdis, sesaat setelah pertemuan berlangsung.
Pertemuan yang dihadiri oleh enam negara, yakni Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan Australia serta Selandia Baru itu telah menyepakati beberapa langkah yang akan dilakukan dalam menangkal foreign terrorist and cross border terrorist. Dimana salah satunya adalah penguatan kerjasama dalam upaya menangkal masuknya teroris-teroris ke wilayah kawasan Asia Tenggara, terutama setelah jatuhnya ISIS di Iraq dan Suriah, serta pasca operasi militer yang terjadi di Marawi,Filipina.
Kerjasama yang akan dilakukan enam negara ini juga meliputi sharing informasi mengenai pergerakan sel-sel teroris di kawasan Asia Tenggara. Dimana menurut Wiranto, pergerakan sel-sel teroris lintas batas negara cukup intens dan harus segera dibendung.
Sementara itu Jaksa Agung Australia, George Berdis menegaskan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi langkah Indonesia yang secara terus-menerus mewaspadai pergerakan teroris yang masuk ke kawasan Asia Tenggara. Pertemuan ini sendiri merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang diselenggarakan di Bali pada Agustus 2016. “Pertemuan-pertemuan seperti ini akan terus dilakukan, untuk memperkuat koordinasi dalam penanggulangan terorisme di kawasan Asia Tenggara . Australia pun akan selalu konsisten dalam membantu negara-negara kawasan Asia Tenggara, khususnya yang terkait dengan pengembangan kapasitas di berbagai sektor, termasuk manajemen lapas,” ujar George Brandis.