Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzili, menyoroti maraknya anak-anak yang terpapar paham radikalisme yang dikembangkan ISIS. Ace menyebut, berdasarkan laporan pengamat terorisme internasional, Sidney Jones, setidaknya ada 100 anak Indonesia yang rela ke Suriah karena terpapar radikalisme.
“ISIS berhasil mengubah konsep jihad jadi urusan keluarga dengan peran semua orang. Kita sulit membayangkan, betapa sekitar 40 perempuan Indonesia dan 100 anak-anak di bawah 15 tahun berada di Suriah. Sebagian terjebak ajakan berjihad, sebagian lain memang berkesadaran penuh jadi bagian ISIS,” ucap Ace di Sosialisasi Moderasi Agama yang diadakan Kanwil Kemenag Jabar dan Forum Kerukunan Umat Beragama di Lembang, Bandung Barat, Minggu (9/4).
Dalam kesempatan itu, Ace juga menyoroti maraknya hoaks yang beredar di media sosial dan berpotensi memecah bangsa. Apalagi, menurutnya, saat ini masyarakat bisa lebih mudah mempercayai berita hoaks yang beredar.
“Ini lalu jadi bibit intoleransi yang akhirnya bisa menimbulkan kegaduhan dan bangsa terpecah,” ungkap Ace.
“Jika dulu belajar agama dengan kiai langsung, sekarang ke ‘Kiai Google’. Ustaz-ustaz dan pemuka agama di media sosial justru lebih dianggap memiliki otoritas keagamaan yang kuat,” imbuhnya.
Untuk itu, Ace mengajak semua pihak saling bahu-membahu menyosialisasikan moderasi beragama yang mengedepankan toleransi serta kebhinekaan. Ia juga menyebut, ada sejumlah sikap yang bisa diterapkan.
“Pertama, moderasi beragama bisa ditunjukkan melalui sikap tawazun (seimbang), i’tidal (lurus dan tegas), tasamuh (toleransi), musawah (egaliter), syura (musyawarah), ishlah (reformasi), aulawiyah (mendahulukan prioritas), dan terakhir tathawwur wa ibtikar (dinamis dan inovatif,” ucapnya.
Selain itu, ia juga menjabarkan enam ciri beragama secara moderat. Yaitu, memahami realitas, memahami prioritas, memahami prinsip gradualitas, memudahkan dalam beragama, mengedepankan dialog, dan bersikap terbuka.
“Terakhir, bersikap terbuka dengan dunia luar dan toleran,” pungkasnya.