Medan – Anggota Komisi III DPR RI KH. R. Muhammad Syafi’i, SH mengatakan bahwa pemuda adalah kunci pencegahan radikalisme dan terorisme. Ia menjelaskan radikalisme umumnya berkembang di kalangan pemuda yang memiliki semangat tinggi dan berapi-api. Menurutnya radikal memiliki arti yang berbeda-beda, termasuk radikal dalam bidang keilmuan.
“Radikal bisa positif bisa juga negatif. Radikal menjadi negatif jika dikaitkan dengan terorisme, dan ini harus menjadi perhatian semua pihak termasuk para pemuda yang menjadi sasaran utamanya,” ungkapnya saat mengisi sambutan dalam kegiatan dialog pencegahan terorisme dan ISIS di Medan hari ini, Rabu 10/2/2016.
Terorisme memang seperti mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, dimana teror selalu dimaksudkan untuk menebar ketakutan dan kemudian melakukan penindasan terhadap masyarakat, utamanya yang makmur dan sejahtera. Karenanya bukan hal yang mengejutkan jika Indonesia menjadi salah satu target untuk aksi-aksi terorisme, untuk itulah negeri ini perlu dibentengi, dan pemuda merupakan salah satu unsur utama dalam benteng pertahanan tersebut.
Muhammad Syafi’i menyatakan bahwa terorisme umumnya menjangkit pada kaum muda yang memiliki semangat tinggi namun dengan pengetahuan yang masih sangat terbatas. Para teroris kemudian menjadikan pemuda sebagai sasaran rekruitmen sehingga tuujuan-tujuan teror dapat dicapai.
Ia juga menegaskan pemuda harus tahu bahwa terorisme adalah ajaran yang salah dan harus dihindari secara mutlak. Untuk menghindarinya, pemuda harus memperkuat pemahaman agama menuju kesuksesan di dunia dan akhirat. “Terorisme hanyalah jalan pintas bagi mereka yang putus asa, karena itu mari kita bangkitkan semangat kreatif untuk dapat mencipta segala sesuatu yang bermanfaat bagi kita dan umat manusia,” tegasnya.