Jakarta — Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Basarah, MH, dalam dialog pencegahan yang diselenggarakan oleh BNPT di Hotel Kartika Chandra menegaskan bahwa individualisme, sekularisme, kapitalisme, liberalisme dan isme-isme lainnya merupakan musuh utama bangsa Indonesia. Isme-isme ini masuk ke negara kita atas nama berbagai isu, demokrasi, HAM , lingkungan hidup, kebebasan dan lain-lain. Ironisnya karena isme-isme ini memiliki agent-agent di Indonesia yang setiap saat melakukan propaganda di tengah-tengah masyarakat kita melalui berbagai cara.
Munculnya paham komunisme, paham radikalisme dan terorisme, paham Khalifa dan lain-lain sebagainya bertujuan untuk menghancurkan negara yang kita cintai ini. Mereka menginginkan kita hidup terkotak-kotak dan saling bermusuhan sebagaimana yang kita saksikan saat ini di beberapa negara Timur Tengah. Perbedaan mazhab, fanatisme, radikalisme, telah berkumpul semuanya dan berkecamuk antara satu dengan yang lain sehingga menimbulkan konflik yang tiada akhir. Korbannya adalah anak-anak dan mereka yang tak berdosa. Ini tentu tidak diinginkan terjadi di negeri yang kita cintai dan kita tidak rela jika anak-anak kita nantinya hidup dalam konflik. Demikian ungkap Basarah.
Indonesia memiliki falsafah negara yaitu Pancasila yang lebih unggul dari paham isme-isme lainnya yang berkembang di dunia barat. Pancasila memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi mulai sila pertama hingga sila kelima semuanya mencakup aspek kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, sejatinya kita mempertahankan dan membela mati-matian falsafah negara kita ini sehingga upaya untuk mempertahankan kelangsung hidup negara kita terus belangsung. Dulu di era orde baru kita wajib belajar Pancasila tapi sekarang sudah tidak lagi. Ini mengakibatkan turunnya nilai-nilai kebangsaan kita ditambah dengan masuknya teknologi informasi di lingkungan kita dimana setiap orang memiliki pesawat komunikasi sehingga semakin membuat anak-anak kita dan generasi muda mulai kehilangan arah.
Kita bangsa Indonesia patut bersyukur karena ulama-ulama kita di Indonesia masih sangat memiliki rasa nasionalisme yang cukup tinggi, selain ia menjadi ulama dan tokoh agama ia juga tampil sebagai garda terdepan dalam membentengi negara ini. Oleh karena itu ia mengajak BNPT agar mengajak semua ormas-ormas Islam bekerjasama dalam menanggulangi terorisme karena yakin bahwa penanggulangan tersebut tidak dapat dilakukan sendiri oleh BNPT akan tetapi harus melibatkan semua pihak.
Ia juga menekankan bahwa Komisi III akan selalu mendukung anggaran BNPT sehingga dapat melakukan tugas-tugas dengan baik, namun perlu diingat bahwa seluruh kegiatan BNPT harus atas nama bangsa Indonesia dan demi negara Repubik Indonesia bukan atas nama pesan orang asing. Ini harus diingat supaya tidak merugikan bangsa Indonesia.
Basarah yang merupakan perwakilan dari Fraksi PDIP itu ,menegaskan bahwa penyusunan UU terorisme hingga saat ini masih berjalan di parlemen dan menegaskan bahwa penyusunan ini memakan waktu karena berbagai aspek yang harus diperhatikan sehingga penanggulangan terorisme berjalan sesuai dengan nilai-nilai budaya Indonesia.
Pada kesempatan tersebut Basarah juga menyampaikan bahwa dirinya sangat salut terhadap sikap Presiden Megawati Soekarno Putri ketika Presiden AS meminta pemerintah Indonesia agar menyerahkan Abu Bakar Baashir ke AS untuk diproses secara hukum, akan tetapi Megawati menolak keras dan menegaskan bahwa Abu Bakar Basshir adalah warga negara Indonesi sehingga segala yang yang terkait dengn proses hukum harus dilakukan di indonesia.
Selain itu, Basarah mengharapkan agar semua pihak terkait di tanah air dapat bersinergi dalam menanggulangi paham radikal ini khususnya para rohis dan guru agama yang memiliki kapabilitas untuk menangkal paham-paham radikal yang tidak mungkin dihadapi dengan senjata akan tetapi juga harus dilawan dengan pemikiraan. Demikian ungkap Basarah.