Jakarta– Ruang digital telah menjadi bagian integral dari kehidupan
manusia modern. Dengan kemajuan teknologi dan akses internet yang
semakin meluas, masyarakat dapat terhubung satu sama lain tanpa
batasan fisik.
Namun, dengan manfaat yang ditawarkan, ruang digital juga menghadirkan
tantangan baru, terutama dalam konteks kebebasan berpendapat dan
toleransi antar umat beragama. Maka dari itu menjaga kebebasan serta
merawat toleransi antar umat beragama di era digital merupakan
keharusan.
Sikap tersebut menjadi salah satu sikap yang harus dimiliki oleh
setiap warganet. Sikap menghargai perbedaan ini tidak hanya dilakukan
di dunia nyata saja, tetapi juga harus di ruang digital.
Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) NTB, Ronald Ommy
Yulyantho pada Talkshow di kegiatan Tabligh Akbar yang di
selenggarakan oleh Komunitas Lombok Womenpreneur Club menjabarkan
keamanan digital merupakan sebuah proses untuk memastikan penggunaan
layanan digital, baik secara daring maupun luring dilakukan secara
aman.
Ia mengajak masyarakat untuk dapat membuat konten positif di media
sosial dengan tidak berbau suku, agama dan ras. Dirinya juga meminta
jangan membagikan privasi pribadi dan orang lain di media sosial.
“Curhatan tidak perlu dipublish, berita hoax, dan membagikan
foto,video sera data orang lain,”bebernya, Minggu (28/7/2024).
Ronald juga mengatakan penyebab konflik di ruang digital salah satunya
adalah postingan informasi yang tidak benar dan menyinggung orang lain
atau kelompok tertentu. Maka dari itu penting bagi masyarakat untuk
tidak termakan dengan isu profokatif.
Hal senada dikatakan Founder Lombok Womanpreneur Club, Indah
Purwanti. Menurutnya generasi muda saat ini banyak yang mengedepankan
ego, sehingga mudah sekali terpancing akan hal-hal sensitive.
Indah menyapaikan jika hidup di dunia perlu adanya sikap toleransi.
Dengan menghargai dan menghormati orang lain yang memiliki pandangan
berbeda, generasi muda telah menerapkan rasa cinta damai.