Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memblokir 80 edisi buletin Al-Fatihin milik jaringan teroris ISIS di Indonesia. Selain itu, Kemenkominfo memblokir 2.145 konten media sosial yang berkaitan dengan radikalisme dan terorisme.
Menkominfo Rudiantara mengatakan, pemblokiran buletin Al-Fatihin dilakukan terhadap beragam versi. Buletin ini menggunakan bahasa Indonesia dan Melayu, beredar dalam bentuk cetak dan juga tersebar di media sosial.
Rudiantara menegaskan pemblokiran itu tak hanya dilakukan terhadap situs Al Fatihin, tetapi juga, terhadap 80 situs serupa yang menyebarkan pemberitaan sejenis yang berafiliasi langsung dengan media bentukan ISIS.
“Sudah diturunkan, sudah diblok. Ada yang media sosial itu sekitar 80-an itu Al Fatihin berbagai versi, sudah kami blokir,” ujarnya di kantor Menkopolhukam, Jakarta, Jumat akhir pekan kemarin.
Tidak hanya itu, Rudiantara juga mengaku telah menurunkan ribuan situs penyebar radikalisasi sejak peristiwa Mako Brimob yang menghilangkan 5 nyawa anggota kepolisian.
Bahkan sejak terjadinya peristiwa teror bom di Surabaya dan penyerangan di Mapolda Riau, Rudi menyebut tercatat 2.145 situs yang diblokir.
“Ini khusus yang kaitan dengan pemboman teroris dari tanggal 11 kemarin itu sudah 2.000-an. Totalnya 2.145 yang sudah di-take down. Konten macam-macam ada dari Facebook, Telegram, Twitter, Google, file sharing. Ada situs,” katanya dikutip laman CNN Indonesia.
Ia memastikan pemerintah saat ini terus memperketat pengawasan di dunia maya dan akan langsung melakukan pemblokiran terhadap situs radikal. Ia meminta kepada masyarakat dan awak media untuk turut serta membantu dengan memberikan informasi bila menemukan situs yang berkonten radikal.