Washington – Koalisi pimpinan Amerika Serikat yang selama ini melawan kelompok teroris ISIS, tengah berupaya untuk menurunkan ketegangan dan konflik antara Turki dengan kelompok Kurdi di Suriah.
“Kami telah menjalin komunikasi dengan Turki dan juga SDF (Pasukan Demokratik Suriah) untuk menurunkan ketegangan,” kata juru bicara koalisi AS, Sean Ryan dalam akun Twitter-nya, Kamis (1/11/2018).
Pernyataan koalisi itu muncul sehari setelah aliansi yang didukung AS, dengan gabungan antara pejuang Kurdi dengan Arab, menghentikan serangan terhadap ISIS di Suriah timur, setelah Turki melancarkan serangan di lokasi mereka berada.
Departemen Luar Negeri AS segera menanggapi dengan menyatakan keprihatinan atas serangan yang dilancarkan terhadap Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) di Suriah yang menjadi tulang punggung SDF.
YPG diketahui telah bekerja sama dengan AS dalam pertempuran melawan ISIS di Suriah, menegangkan hubungan antara kedua sekutu NATO, Washington dan Ankara.
Pasalnya, Turki memandang YPG sebagai bagian dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang telah melancarkan pemberontakan mematikan di Turki sejak 1984 dan menetapkan kelompok tersebut sebagai teroris.
Sebelumnya, pada Selasa (30/10/2018), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pihaknya telah siap untuk melancarkan serangan baru terhadap YPG.
Dan setelah serangan yang dilancarkan Turki pada Rabu (31/10/2018), SDF memperingatkan bakal menghentikan misi militernya melawan ISIS apabila Ankara terus melakukan serangan.
Juru bicara SDF, Kino Gabriel mengatakan kepada AFP, operasi anti-ISIS di Suriah sementara telah ditangguhkan, namun pasukan aliansi akan masih memegang kedudukan mereka di negara itu.
“Operasi militer ofensif telah dihentikan, operasi pertahanan berlanjut dan pasukan kami mengkonsolidasikan posisi mereka secara defensif,” ujar Gabriel.