Koalisi Global Melawan ISIS Terbentuk di Roma

Koalisi Global Melawan ISIS Terbentuk di Roma

Roma – Koalisi global melawan teroris ISIS akhirnya dideklarasikan di Roma, Italia, Senin (28/6/2021). Pada deklarasi itu, koalisi itu menyebut bahwa 8 juta orang telah dibebaskan dari kendali kelompok ekstremis itu di Irak dan Suriah. Namun ancaman dari para pejuang ISIS masih tetap ada, terutama di Timur Tengah dan Afrika.

Deklarasi koalisi global melawan ISIS dihadari para menteri negara-negara di dunia. Ini adalah pertemuan pertama dalam dua tahun. Koalisi berjanji untuk mengawasi kemungkinan bangkitnya lagi para militan tersebut.

“Dimulainya lagi kegiatan ISIS dan kemampuannya membangun kembali jaringan dan kapabilitas untuk menarget pasukan keamanan dan warga sipil di wilayah di Irak dan Suriah dimana koalisi itu tidak aktif, memerlukan kewaspadaan besar dan aksi yang terkoordinasi,” kata para diplomat dalam sebuah komunike.

Koalisi itu mengatakan mereka perlu mengatasi faktor yang menyebabkan masyarakat rentan direkrut oleh Daesh/ISIS dan kelompok-kelompok berideologi kekerasan terkait, serta menyediakan bantuan ke wilayah-wilayah yang sudah bebas, untuk mengamankan kepentingan-kepentingan keamanan bersama.

Koalisi sangat mengkhawatirkan jika afiliasi-afiliasi Daesh/ISIS dan jaringan-jaringan di sub-Sahara Afrika mengancam keamanan dan stabilitas, terutama di Kawasan Sahel dan di Afrika Timur/Mozambik. Koalisi itu mengatakan akan bekerjasama dengan negara manapun yang meminta bantuan dalam melawan ISIS. (RY)

Roma – Koalisi global melawan teroris ISIS akhirnya dideklarasikan di Roma, Italia, Senin (28/6/2021). Pada deklarasi itu, koalisi itu menyebut bahwa 8 juta orang telah dibebaskan dari kendali kelompok ekstremis itu di Irak dan Suriah. Namun ancaman dari para pejuang ISIS masih tetap ada, terutama di Timur Tengah dan Afrika.

Deklarasi koalisi global melawan ISIS dihadari para menteri negara-negara di dunia. Ini adalah pertemuan pertama dalam dua tahun. Koalisi berjanji untuk mengawasi kemungkinan bangkitnya lagi para militan tersebut.

“Dimulainya lagi kegiatan ISIS dan kemampuannya membangun kembali jaringan dan kapabilitas untuk menarget pasukan keamanan dan warga sipil di wilayah di Irak dan Suriah dimana koalisi itu tidak aktif, memerlukan kewaspadaan besar dan aksi yang terkoordinasi,” kata para diplomat dalam sebuah komunike.

Koalisi itu mengatakan mereka perlu mengatasi faktor yang menyebabkan masyarakat rentan direkrut oleh Daesh/ISIS dan kelompok-kelompok berideologi kekerasan terkait, serta menyediakan bantuan ke wilayah-wilayah yang sudah bebas, untuk mengamankan kepentingan-kepentingan keamanan bersama.

Koalisi sangat mengkhawatirkan jika afiliasi-afiliasi Daesh/ISIS dan jaringan-jaringan di sub-Sahara Afrika mengancam keamanan dan stabilitas, terutama di Kawasan Sahel dan di Afrika Timur/Mozambik. Koalisi itu mengatakan akan bekerjasama dengan negara manapun yang meminta bantuan dalam melawan ISIS.