Jakarta – Pengamat teroris dari Universitas Indonesia Ridwan Habib menilai penetapan KKB Papua sebagai teroris tak lepas dari penilaian Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas ulah KKB yang meresahkan.
“Saya melihat dari sisi kacamata akademisi, ini psikologinya kemarahan Presiden (Jokowi),” kata Ridwan Habib dikutip dari Medcom.id, Sabtu (8/5/2021).
Dia menilai wajar Kepala Negara geram dengan ulah KKB. Sebab, RI 1 telah membuat kebijakan yang dianggap mampu mengatasi akar permasalahan di Papua, yakni kesejahteraan.
“Mulai dari pembangunan jalan, berapa kali pak Jokowi ke sana,” tutur dia.
Jokowi juga dinilai memiliki ikatan psikologis khusus dengan Papua. Salah satunya, nama Ibu Negara Iriana Jokowi identik dengan Bumi Cendrawasih.
“Ada unsur psikologi terhadap tanah yang sangat dicintai Pak Jokowi di Papua,” sebut dia.
Tak heran, aksi KKB membuat geram Kepala Negara. Sebab, sudah mengancam keselamatan masyarakat dan merusak fasilitas umum, seperti sekolah.
“Maka salah satu pendekatan yang belum pernah dicoba presiden sebelumnya adalah pendekatan teroris,” ujar dia.
Ridwan menyebut efektivitas pendekatan ini baru bisa dinilai setelah 30 hari sejak ditetapkan. Waktu sebulan merupakan batas yang biasa digunakan dalam sebuah kajian akademis.
Kita tunggu lah, 30 hari sejak ditetapkan. Biasanya di lapangan melihat efeknya 30 hari minimal,” ujar dia.