Jakarta – Kirgistan pada Rabu 30 Agustus 2023 mengatakan telah
memulangkan 95 istri dan anak-anak anggota kelompok teroris ISIS dari
kamp penahanan di Suriah. Ini merupakan operasi repatriasi ketiga yang
dilakukan negara Asia Tengah tersebut.
“Sebanyak 31 perempuan dan 64 anak-anak yang merupakan warga negara
Kirgistan dipindahkan dari Suriah ke Kirgistan,” kata kementerian luar
negeri dalam sebuah pernyataan, dikurip Al Arabiya, Rabu (30/8).
Namun, kemlu Kirgistan tidak merinci berapa banyak warga negaranya
yang masih berada di kamp-kamp interniran di timur laut Suriah.
Ribuan warga Kirgistan bergabung dengan organisasi ekstremis di
Suriah, dan kembalinya keluarga milisi ISIS yang ditangkap atau
dibunuh merupakan masalah pelik bagi banyak negara.
Kementerian mengatakan pihaknya “berterima kasih” kepada Amerika
Serikat atas “bantuan penuh dan dukungan logistik” dalam operasi
tersebut, serta berterima kasih kepada UNICEF dan Palang Merah.
Kirgistan sudah dua kali memulangkan warganya dari Suriah atau Irak.
Pada Maret 2021, sebanyak 79 anak dipulangkan, sedangkan pada Februari
tahun ini sebanyak 59 perempuan dan anak dipulangkan.
Ribuan orang dari negara-negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah
Kirgistan, Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan
bergabung dengan berbagai organisasi ekstremis termasuk ISIS,
khususnya antara 2013-2015.
Negara-negara bekas Uni Soviet khawatir dengan kembalinya Taliban
berkuasa di negara tetangga Afghanistan.
Pemerintahan ISIS di Irak dan Suriah pada 2014 dinyatakan dikalahkan
pada 2019 setelah serangan balasan.
Ribuan teroris dan anggota keluarga mereka terus ditahan di
pusat-pusat penahanan dan kamp-kamp informal Suriah, di mana para
komandan AS telah memperingatkan bahwa hal-hal tersebut dapat memicu
kebangkitan ISIS.
Meskipun ada seruan berulang kali untuk memulangkan mereka, pemerintah
asing hanya mengizinkan sedikit orang untuk kembali ke negara mereka,
karena takut akan ancaman keamanan dan reaksi politik dalam negeri.