Kikis Radikalisme, Santri Harus Dibekali Pemahaman dan Pendidikan Nasional

Indramayu – Polri melakukan berbagai upaya untuk menangkal paham radikal di tanah air berkembang. Salah satunya memperkuat sinergi dengan pondok pesantren (Ponpes).

Hal itu dikatakan Wakapolri Irjen Gatot Eddy Pramono saat mengunjungi Ponpes Assalafiyah di Desa Kalianyar, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu pada Senin (13/3/2023). Kedatangannya untuk memperingati haul pendiri ponpes, KH. Shobari.

Wakapolri mengatakan pemahaman akan pendidikan nasionalisme kepada santri perlu dilakukan. Sehingga, sambung dia, para santri bisa mengamalkan ajaran Islam moderat.

“Saya menyambut baik tadi pak kiai untuk bekerjasama dengan kita, Mabes Polri, Polda bahkan Polres untuk mengikis habis yang tadi di sampaikan pak kiai apa itu paham-paham radikal terorisme dan lain sebagainya,” ujar Gatot Eddy.

Gatot Eddy memuji visi yang dimiliki Ponpes Assalafiyah. Dia menuturkan hal tersebut bisa menjadi suatu hal positif untuk kemajuan bangsa.

“Kalau pesantren pesantren memiliki visi ke depan seperti Assalafiyah, akan menjadi baik untuk bangsa kita ke depan. Tentunya pak kiyai Shobari dalam haul ke 33 tahun ini. Ketika beliau mendirikan ini sudah berpikir jauh ke depan untuk bangsa ini,” kata Gatot Eddy.

Sementara itu, pengasuh Ponpes Assalafiyah KH Asror Shobari menuturkan ponpes Assalafiyah berdiri sejak tahun 1978. Mulanya, pesantren merupakan rutinitas mengaji di depan rumah.

Kiai Asror menjelaskan bahwa jumlah murid atau santri KH Shobari semakin meningkat. Bahkan, hingga saat ini sudah terbangun pendidikan formal dari tingkat TK hingga SMA sederajat.

Kemudian, Kiai Asror pada tahun 1990 melanjutkan perjuangan Kiyai Shobari. Tak hanya secara fisik pesantren. Kiyai Asror pun fokus membentuk karakter dan moral santri. Serta membentuk kesadaran dan tanggung jawab sosial kepada santri dan masyarakat dalam konteks mencegah radikalisme.

“Kami memandang pondok pesantren memiliki posisi dan peran penting dalam membentuk kesadaran dan pemahaman santri tentang ajaran Islam yang moderat dan toleran. Serta bagaimana mencegah dan menangkal penyebaran paham-paham radikalisme dan ekstremisme,” jelas Kiai Asror.

Selain itu, pondok pesantren juga kata Kiyai Asror dapat berkolaborasi dengan Polri dalam sosialisasi dan edukasi masyarakat terkait pencegahan penyakit masyarakat. Terutama untuk generasi muda.

“Dalam hal mencegah penyakit masyarakat contohnya narkoba, kita bersama perlu senantiasa membentengi diri dan keluarga serta masyarakat dari pengaruh narkoba,” ujarnya.