Khawatir Terorisme Merebak, Kanada Tak Berminat Izinkan Pulangkan Eks
Militan ISIS

Jakarta – Sejumlah pejabat Kanada sejauh ini tidak menunjukkan minat
untuk memulangkan warga negara Kanada yang masih dipenjara di antara
para mantan pejuang ISIS, di penjara-penjara yang dikelola pasukan
Kurdi di Suriah. Situasi tersebut menggambarkan masalah yang lebih
pelik yang dihadapi pasukan Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat
itu.

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, yang mempelopori
upaya mengusir ISIS dari kekhalifahan yang dideklarasikan sendiri pada
tahun 2014, masih menahan lebih dari 10.000 anggota kelompok ekstremis
di berbagai penjara gurun, termasuk sekitar 2.000 warga negara asing.

Diperkirakan sekitar 50.000 istri, anak-anak, dan simpatisan ISIS
lainnya juga masih ditahan di kamp-kamp yang luas dan kotor. Namun,
permintaan SDF yang berulang kali agar para pejuang asing itu
dipulangkan dan diadili di negara asalnya tidak digubris.

Kanada, yang menyumbangkan pasukan dalam upaya melawan ISIS, sejauh
ini tidak ingin membawa pulang pejuang ISIS, dan hanya mengizinkan
segelintir perempuan dan anak-anak kembali ke negara tersebut. Hal itu
dikarenakan kekhawatiran akan masuknya terorisme ke wilayah Kanada.

Phil Gurski, seorang mantan perwira intelijen Kanada yang mengikuti
isu tersebut, termasuk di antara mereka yang khawatir akan apa yang
akan terjadi jika para ekstremis kembali.

“Saya yakin beberapa orang pada akhirnya akan meninggalkan ide
[ekstremisme],” kata Gurski dalam sebuah wawancara. “[Tapi] bukan
berarti mereka benar-benar meninggalkannya.”

Sebagai bukti, ia menunjuk pada sebuah peristiwa tahun 2017 di mana
seorang perempuan pendukung ISIS, yang baru saja pulang ke Kanada
setelah gagal mencapai apa yang disebut kekhalifahan, masuk ke sebuah
area bisnis di Toronto dan menyerang orang-orang secara acak dengan
pisau dan stik golf. Tidak ada yang luka dalam insiden itu.

Gurski mengatakan dalam kasus-kasus seperti yang dialami oleh
perempuan tersebut, motifnya jelas, yaitu “jika saya tidak bisa
melakukannya di sana, saya akan melakukannya di sini.”

Pihak berwenang Kanada menolak memberitahu kepada VOA Newsberapa
jumlah pasti warga Kanada yang bergabung dengan ISIS, atau di mana
mereka berada saat ini, tetapi Gurski memperkirakan sekitar 200 warga
negara Kanada telah pergi ke luar negeri untuk bergabung dengan
kelompok-kelompok teroris dalam beberapa tahun terakhir. Sekitar 60
orang di antaranya bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak.

Dia mengatakan sekitar 30 orang masih berada di luar negeri, beberapa
di antaranya berada di penjara Suriah.

Kanada memulangkan empat perempuan dan 10 anak-anak dari kamp al-Roj
yang dikelola Kurdi di Suriah pada awal April, dan mendapatkan
apresiasi dari Departemen Luar Negeri AS.

Amerika Serikat pada Desember 2020 lalu mengumumkan telah membawa
pulang semua 27 warga negara AS yang diketahui melakukan perjalanan ke
Suriah dan Irak, dan sejak saat itu telah memulangkan 12 orang
lainnya. Jumlah tersebut mencakup 15 orang dewasa, di mana setidaknya
11 di antaranya telah didakwa melakukan kejahatan, dan 24
anak-anak.