Khawatir Covid-19, Mantan Juru Propaganda Al Qaeda Dibebaskan dari Penjara AS

Jakarta — Mantan juru propaganda pimpinan Al Qaeda Osama bin Laden, Adel Abdel Bary (60 tahun) akan bebas dari penjara di Amerika Serikat (AS) dan segera bertemu kembali dengan keluarganya di London. Dia dipenjara karena peran propagandanya dalam serangan 1998 terhadap kedutaan besar di Kenya dan Tanzania yang menewaskan 224 orang.

Adel Abdel Bary yang menyebarkan propaganda atas nama Al Qaeda dari markas besarnya di London, dipenjara selama 25 tahun oleh seorang hakim AS pada Februari 2015.

Namun, dia menjalani hukuman kurang dari lima tahun di penjara AS setelah melawan ekstradisi dari tahanan di Inggris selama lebih dari satu dekade. Dia dibebaskan beberapa pekan lebih awal dari 28 Oktober yang direncanakan karena kekhawatiran Covid-19 di penjara.

Menurut pengacaranya, Bary ditahan di penjara dengan keamanan menengah di New Jersey di mana hampir 10 persen narapidana dinyatakan positif Covid-19. Selama di penjara, dia mengalami obesitas dan menderita asma. Dia dibawa ke tahanan imigrasi setelah dibebaskan pada 9 Oktober dan akan dikembalikan ke keluarganya di London.

“Tidaklah cukup untuk menjauhkannya dari keluarganya di saat-saat terakhir dalam hidupnya,” kata Hakim Distrik AS, Lewis Kaplan dilansir di The National, Selasa (13/10/2020).

Pertemuan dengan keluarganya tidak akan menyertakan putranya Abdel Majed Abdel Bary, yang merupakan salah satu teroris ISIS paling dicari di Eropa sampai ia ditangkap di Spanyol pada April. Abdel Bary, mantan musisi rap, pernah berpose dengan kepala terpenggal di Suriah dan menjanjikan kematian kepada semua orang Barat setelah meninggalkan Inggris pada 2013 untuk bergabung dengan ISIS.

Dia meninggalkan kelompok itu dua tahun kemudian setelah pengeboman koalisi berkelanjutan dan melarikan diri. Penyelidik yakin dia telah memasuki Spanyol beberapa hari sebelum penangkapannya di Almeria. Video penggerebekan menunjukkan polisi bersenjata memimpin Abdel Bary dan dua rekannya dari sebuah apartemen dengan kepala tertutup.

Pejabat Inggris tidak diizinkan membatasi pergerakan ayahnya ketika dia kembali ke London karena dia telah menjalani hukumannya. Tapi sumber pemerintah mengatakan kepada The Times Inggris hidup dengan risiko yang terlibat dalam potensi kembalinya Adel Abdel Bary.

Bary adalah tokoh dalam Jihad Islam Mesir, kemudian bergabung dengan Al Qaeda. Dia diberikan suaka di Inggris pada awal 1990-an setelah mengklaim disiksa oleh rezim Husni Mubarak.

Badan Amal Antiekstremisme Inggris, Faith Matters mengatakan Adel Abdel Bary harus tetap berada di radar dinas keamanan Inggris. “Orang-orang seperti Bary-lah yang menciptakan monster ekstremisme Islam,” kata badan amal tersebut.