KH Syukron Ma’mun: Intoleransi, radikalisme dan terorisme Bukan Budaya Islam

Mempawah – Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Rahman, KH Syukron Ma’mun menegaskan bahwa intolernasi, radikalisme, dan teroirsme bukan budaya Islam. Hal itu disampaikan Kiai Syukron saat memberikan tausiah Tabligh Akbar di Pondok Pesantren (Ponpes) Syalafiyah Syafi’iah An-nur, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (29/11/2022) malam.

“Tidak ada itu! Intoleransi, radikalisme dan terorisme bukan budaya Islam. Ajaran Islam tidak pernah mengajarkan hal-hal demikian,” tegasnya dikutip dari tribunnews.com.

Tabligh akbar yang mengusung tema “Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar untuk Menjaga Stabilitas Bangsa dan Negara” ini diselenggarakan dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H. Dalam tausiyahnya, Kiai Syukron Ma’mun memaparkan peran penting umat Islam serta ulama dalam mempejuangan keutuhan NKRI dahulu.

“Sebagai contoh ulama dan tokoh Islam menerima permintaan perwakilan Indonesia Timur untuk menghapus kalimat di Piagam Jakarta yakni ‘Yang Mewajibkan Syariat Islam Bagi Pemeluknya’,” ujarnya

“Namun dengan jiwa besar untuk mengedepankan keutuhan NKRI, ulama beserta tokoh Islam pada saat itu sepakat mencoret dan mengganti kata Syariat Islam dengan Ketuhanan Yang Maha Esa,” imbuh Kiai Syukron Ma’mun.

Oleh karena itu, KH Syukron Ma’mun mengajak seluruh ulama dan umat Islam untuk menjalankan Pancasila dan senantiasa menjaga keutuhan NKRI.

“Ini saya cerita soal sejarah agar para pemimpin kita bisa bijaksana dan mengetahui urutan-urutan sejarah,” tegasnya.