Kewaspadaan Tinggi Terhadap Penyebaran Radikal Terorisme Harus Dilakukan Mahasiswa

Banda Aceh – Para mahasiswa diminta untuk terus mewaspadai masuknya paham radikal atau terorisme, terutama di lingkungan kampus. Pasalnya, mahasiswa dan kampus menjadi salah satu target utama penyebaran paham-paham kekerasan.

“Kami mohon kalangan mahasiswa-mahasiswi waspada. Karena mereka (teroris) tidak sejalan dengan nilai-nilai bangsa kita,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar, MH,pada dialog kebangsaan bersama Forkopimda Aceh dan sivitas akademika di Aceh, di Gedung AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Rabu (14/12/2022).

Boy Rafli  menyampaikan, BNPT terus memaksimalkan langkah mitigasi sebagai upaya mencegah jangan sampai kalangan muda jatuh hati dengan tawaran ideologi terorisme.

Apalagi, proses penyampaian sesuatu dari kelompok radikal itu dilakukan dengan baik untuk mengubah pola pikir seseorang, tetapi semua itu dilatarbelakangi perbuatan yang melanggar hukum, konstitusi negara.

“Kalau kita tidak waspada, itu sudah masuk pusaran itu, kalau sudah masuk anak-anak susah keluar lagi. Apakah didoktrin untuk menjadi pelaku terorisme, atau diberikan tugas lain untuk menyebarkan paham itu,” ujarnya.

Ia menjelaskan, sebelumnya juga sudah pernah ada beberapa mahasiswa yang teridentifikasi masuk ke paham itu dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Umumnya mereka terpapar dalam penyampaian pesan.

“Dari berbagai rentang waktu yang pernah diidentifikasikan sekitar 8-10 mahasiswa di berbagai perguruan tinggi,” ungkapnya.

Mereka yang terpapar tersebut, kata Boy, kebanyakan bertugas menyampaikan pesan, dengan menyebarluaskan konten bernuansa paham radikal teror melalui media sosial.

“Karena itu dari sisi literasi digital hal yang harus juga kita waspadai. Kalau tidak waspada, maka bisa menjadi bagian dalam upaya mengajak orang lain,” ucap mantan Kadivhumas Polri.

Boy menambahkan, tak hanya mahasiswa, dalam kurun waktu 2003 sampai hari ini juga ada 5-10 orang dari kalangan kepolisian yang pernah terindikasi terlibat jaringan radikal tersebut.

“Maka kita terus melakukan pencegahan, peningkatan kesadaran, jangan sampai mudah percaya saja. Karena mereka terus mencari pengikut, makanya perlu kita waspada dan tidak mudah ikut-ikutan,” tandas Boy Rafli. (